Kesehatan Anak

Waspada Moms! BPA pada Kemasan Air Minum Bisa Bahayakan Janin, Lho!

Waspada Moms! BPA pada Kemasan Air Minum Bisa Bahayakan Janin, Lho!
FOTO: Freepik

Moms cantik, sering konsumsi air minum dari kemasan botol atau galon plastik keras, makan dari wadah plastik keras, atau suka konsumsi makanan kaleng? Waspada ya, kemungkinan besar kemasan plastik dan kemasan kaleng itu mengandung bahan kimia Bisfenol A (BPA) berbahaya yang sudah dilarang di banyak negara di dunia.

 

Lebih seram lagi kalau ternyata Moms sedang hamil, atau mungkin ada saudara dan tetangga yang sedang hamil, sedangkan sumber air minum utama mereka dari kemasan galon keras atau konsumsi makan olahan mereka dari kemasan makanan kaleng.

 

Menurut riset internasional, BPA diketahui berbahaya buat janin di perut ibu-ibu hamil.

 

“Paparan bahan kimia BPA telah dikaitkan dengan komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan plasenta, seperti preeklampsia, pembatasan pertumbuhan janin, keguguran, dan kelahiran prematur,” papar kesimpulan riset yang dilakukan oleh Society for the Study of Reproduction dan diterbitkan Oxford University Press dengan judul “The Impact of Bisphenol A on the Placenta” pada tahun 2022.

 

Ngerinya, masih banyak lagi riset sejenis lainnya yang mengingatkan bahaya BPA pada janin ibu-ibu hamil.

 

Beberapa penelitian menunjukkan potensi komplikasi seragam pada janin akibat BPA, yakni:

 

·      Cacat lahir

·      Keguguran

·      Berat badan lahir rendah

·      Asma

 

Komplikasi-komplikasi ini bisa terjadi jika ibu hamil terpapar kadar BPA yang tinggi selama kehamilan. Namun, ini tidak umum terjadi di negara-negara maju, karena para produsen di sana sudah membuat botol dan galon air minum serta barang-barang sehari-hari lainnya tanpa BPA.

 

Tetapi, kekhawatiran ini lebih besar terjadi, terutama di negara yang belum melarang BPA pada kemasan air minum dan kemasan makanan kaleng seperti Indonesia.  Jadi sebaiknya, Moms atau ibu-ibu lainnya harus batasi paparan terhadap BPA selama hamil dan sesudahnya.

 

Bagaimana dong cara membatasi konsumsi air minum atau makanan dalam kemasan yang mengandung BPA?

 

Berikut ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, yang meliputi:

 

·      Kurangi penggunaan makanan dalam kaleng

·      Jangan memasukkan plastik ke dalam microwave

·      Gunakan wadah dari stainless steel atau kaca

·      Cari produk kemasan air minum yang bebas BPA.

 

Cara terbaik untuk mengetahui apakah suatu produk kemasan plastik mengandung BPA, adalah dengan melihat nomor daur ulang pada wadah atau kemasan botol dan galon plastik tebal.

 

Jika nomornya 3 atau 7, kemungkinan wadah tersebut mengandung BPA. Jika nomornya 1, 2, 4, 5, atau 6, kemungkinan besar wadah tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya tersebut.

 

Untuk diketahui ya Moms, banyak negara telah mengambil langkah untuk melarang atau membatasi penggunaan BPA pada kemasan makanan dan minuman. Namun, sayangnya masih ada segelintir negara yang belum tegas melarang penggunaan BPA dalam produk kemasan makanan dan minuman, termasuk Indonesia.

 

“BPA bisa memicu berbagai masalah kesehatan otak dan kelenjar prostat pada bayi dan anak, selain juga dipercaya bisa memicu perubahan perilaku anak," kata Cucu Cakrawati Kosim, Pelaksana Harian Direktur Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, seperti dikutip DetikHealth.

 

Dalam sebuah workshop beberapa waktu lalu lalu, Cucu Cakrawati Kosim mengatakan sejumlah penelitian menunjukan BPA pada kemasan mudah terurai dan masuk ke dalam produk pangan.

 

"Pada orang dewasa, BPA bisa menyebabkan gangguan kesuburan, baik pada wanita maupun pria," katanya melanjutkan.

 

Seperti apa sih kemasan plastik yang mengandung BPA? Gampang lho melihatnya, karena kemasan BPA ada di mana-mana. Bahan kimia BPA biasa digunakan dalam pembuatan kemasan plastik jenis polikarbonat atau plastik keras yang tidak mudah pecah.

 

Polikarbonat biasanya digunakan sebagai wadah pangan, baik untuk makanan maupun minuman, seperti toples, botol minum, tempat makan, dan galon air minum dalam kemasan isi ulang. Senyawa BPA juga digunakan sebagai resin epoksi, material yang digunakan sebagai pelapis dalam kemasan kaleng untuk mencegah karat.

0 Komentar :

Belum ada komentar.