Hai Moms, tau nggak sih, setiap anak punya potensi unik untuk mengembangkan diri, termasuk anak dengan retardasi mental atau tunagrahita?
Yap, nggak salah lagi, yuk kita bahas lebih dalam mengenai retardasi mental, dan bagaimana caranya mendukung anak supaya bisa mencapai potensi terbaiknya.
Saat ini, retardasi mental diperkirakan dialami oleh 120 juta orang di seluruh dunia. Asal tau aja ya Moms, biasanya retardasi mental ini terjadi lebih banyak pada anak laki-kali dibandingkan dengan perempuan.
Pada negara maju, prevalensi retardasi mental pada anak di bawah umur 18 tahun diperkirakan telah mencapai 0,5-2,5 persen, sementara di negara berkembang berkisar di angka 4,6 persen.
Pengertian retardasi mental pada anak
Retardasi mental merupakan suatu kondisi keterlambatan dan keterbatasan anak pada proses perkembangannya. Kondisi ini juga disebut sebagai tunagrahita, American Association on Mental Deficiency (AAMD), menyebutkan bahwa retardasi mental merupakan kondisi penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh, yang menyebabkan terganggunya adaptasi sosial.
The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders, WHO tahun 1994, menjelaskan bahwa retardasi mental terbagi atas empat golongan, sebagai berikut.
- Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69
- Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
- Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34
- Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20
Penyebab retardasi mental pada anak
- Gangguan fase perkembangan
Gangguan pada fase pranatal, perinatal, dan postnatal menjadi penyebab terjadinya retardasi mental. Bayi lahir prematur dengan berat badan rendah berpotensi lebih banyak mengalami kelainan fisik atau mental, termasuk timbulnya retardasi mental.
Selain itu, faktor-faktor postnatal seperti infeksi, trauma, intoksikasi dan kejang turut menjadi jajaran penyebab timbulnya retardasi mental pada anak.
- Kelainan kromosom
Selain down syndrome, retardasi mental juga terjadi ketika kromosom bermanifestasi, dengan cara memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan intelektual anak.
- Metabolik
Phenylketonuria (PKU) merupakan gangguan metabolik yang menyebabkan retardasi mental, jika tidak didiagnosis dan diobati sejak dini. Gangguan metabolik dapat menimbulkan pemupukan zat beracun dalam tubuh, sehingga zat-zat ini dapat berdampak pada perkembangan otak janin.
- Infeksi
Infeksi yang dialami ibu hamil, seperti rubella dan cytomegalovirus kebanyakan tidak akan menampakkan gejala pada ibu hamil, tetapi dapat memberikan dampak yang serius pada janin. Resiko timbulnya infeksi biasanya terjadi pada masa triwulan pertama, infeksi akan memberikan manifestasi klinis seperti penyakit jantung bawaan, makrosefali, dan retardasi mental.
- Intoksikasi
Paparan alkohol, narkotika, dan bahan kimia berbahaya akan menyebabkan kerusakan otak pada janin, sehingga berpotensi untuk menimbulkan retardasi mental. Nah, bagi para Moms yang suka konsumsi alkohol atau merokok, sebaiknya dihindari dulu saat sedang proses kehamilan untuk menjaga masa depan si janin kelak.
Potensi bakat anak dengan retardasi mental
Anak dengan retardasi mental juga memiliki keterampilan dan potensi lho, moms!
Melalui pendekatan dan lingkungan yang mendukung, anak dengan keterbatasan intelektual akan mencapai potensi terbaiknya. Berikut cara untuk mengembangkan potensi anak dengan retardasi mental.
- Aktivitas seni
Seni menjadi sarana untuk meningkatkan kreativitas dan kepercayaan diri pada anak. Melukis dan bermain musik akan membantu anak dengan retardasi mental, untuk merangsang keterampilan motorik halus dan sebagai ajang mengekspresikan diri.
- Aktivitas fisik
Kegiatan olahraga dan aktivitas fisik lainnya akan memberikan kesempatan anak untuk meningkatkan koordinasi motorik dan keseimbangan.
- Bermain peran
Kegiatan bermain peran mungkin akan memerlukan banyak waktu bagi anak untuk menyesuaikan diri. Namun, aktivitas ini akan merangsang dan meningkatkan keterampilan sosial, interaksi dengan lingkungan, meningkatkan rasa tanggung jawab dan komunikasi.
- Permainan edukatif
Permainan seperti teka-teki sederhana, puzzle, atau mainan lain yang berfokus pada metode bermain sambil belajar, dapat mendorong pengembangan anak dan melibatkan aktivitas motorik halus. Permainan cukup efektif untuk merangsang perkembangan otak anak.
- Pengembangan keterampilan dan kemandirian
Mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari seperti berpakaian, makan, dan menjaga kebersihan diri adalah langkah penting dalam mengembangkan kemandirian anak-anak dengan retardasi mental.
Nah Moms, itulah sedikit informasi mengenai penyebab anak-anak tumbuh dengan retardasi mental. Patut dicamkan, mereka juga punya kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya.
So, yuk kita dukung anak dengan retardasi mental, supaya mereka juga bisa ikut jadi bagian dari penggerak perubahan positif di Indonesia.
Sumber
- https://rsjrw.id/
- https://saripediatri.org/
- https://www.careinsurance.com/
- https://eprints.ums.ac.id/
0 Komentar :
Belum ada komentar.