Moms cantik, kecanggihan AI (artificial intelligence) yang mempermudah pekerjaan, ternyata bisa menjadi bumerang yang menyeramkan, lho! Celakanya, yang paling sering dijadikan target adalah kita, kaum perempuan!
Deepfake menjadi salah satu penyalahgunaan AI yang memanfaatkan gambar dan audio yang dihasilkan dari AI. AI kemudian disalahgunakan untuk tujuan jahat, seperti penipuan, pemalsuan identitas, penculikan palsu, bahkan pelecehan seksual secara daring, serta pornografi tanpa persetujuan.
Fenomena ini semakin meresahkan dan perlu mendapatkan perhatian serius, terutama bagi para perempuan.
Fenomena deepfake crime sebagai modus pelecehan seksual
Deepfake merupakan perubahan gambar atau video secara digital, menggunakan bantuan kecerdasan buatan atau AI, guna mengganti wajah satu orang dengan wajah orang lain. Menurut, globalinitiative.net, deepfake merupakan gabungan dari deep learning dan fake, yang merujuk pada video palsu yang dibuat menyerupai orang sungguhan.
AI dan deepfake telah banyak dipakai dalam modus penipuan dunia maya di seluruh dunia. Di wilayah Asia-Pasifik, kasus deepfake mengalami peningkatan sebesar 1.530 persen pada tahun 2022-2023, ini adalah angka tertinggi setelah Amerika Utara.
Baru-baru ini, industri hiburan Korea Selatan yang telah menghasilkan idol-idol sukses juga tak luput jadi korban deepfake. Beberapa nama idol K-POP dari dua agensi besar, yaitu JYP dan YG entertainment, menyatakan akan mengambil langkah hukum terhadap video deepfake tersebut. Agensi lain, seperti (G)-IDLE dan Cube Entertainment mengaku dirugikan karena adanya deepfake video yang menggunakan wajah idol di bawah payung mereka.
“Video deepfake jahat yang menyebar secara online sangat merusak reputasi artis kami, dan berdampak mental yang parah,” ujar Cube Entertainment, seperti dikutip dari cnnindonesia.com.
Kejahatan seksual dengan menggunakan teknologi AI ini menjadi perbincangan hangat di Korea Selatan, lho, Moms. Korbannya bukan hanya artis dan selebritas, tetapi juga mencakup anak-anak di bawah umur, termasuk pelajar SMP dan SMA, guru dan anggota militer.
Dampak negatif deepfake bagi perempuan
Kasus deepfake pornografi merupakan salah satu kejahatan yang sulit dibedakan keasliannya, sehingga sangat meresahkan khalayak umum. Teknologi ini berbeda dengan filter bertukar wajah atau face swapping, karena deepfake lebih menggunakan jaringan syaraf dan fitur wajah calon korban untuk menghidupkan wajah dan ekspresinya pada video orang lain.
Dengan hal ini, pelaku bisa saja mengambil dan mencuri foto orang lain untuk direkayasa, sehingga korban seolah-olah telah memberi izin ke pelaku. Padahal tanpa sepengetahuan korban. Waduh, serem banget, ya Moms!
Banyak dampak dan bahaya deepfake bagi perempuan yang perlu diwaspadai, menurut uraian Nenden Sekar Arum, Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), yang dikenal sebagai peneliti dan advokator yang fokus pada hak dan kebebasan berekspresi di ranah digital.
Beberapa di antaranya:
- Munculnya kerugian psikologis bagi korban, seperti depresi, kecemasan, dan ketakutan.
- Keterasingan sosial, karena merasa dipermalukan.
- Kerugian ekonomi dan kehilangan penghasilan.
- Hilangnya kepercayaan diri dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi digital.
Cara menghindari deepfake
Deepfake menjadi tindakan kriminal yang semakin nyata dan sulit dihindari. Namun, Moms bisa melakukan beberapa langkah pencegahan untuk mengurangi risiko menjadi korban:
- Jaga privasi online
Batasi jumlah informasi pribadi yang Moms bagikan secara online, termasuk foto dan video. Semakin sedikit informasi yang tersedia di internet, semakin kecil kemungkinan informasi tersebut disalahgunakan.
- Melakukan verifikasi identitas
Jika Moms menerima video atau permintaan yang mencurigakan, pastikan untuk memverifikasi identitas pengirimnya sebelum merespons atau menyebarkannya. Hal ini bisa mencegah Moms menjadi korban penipuan atau deepfake.
- Mengaktifkan autentikasi dua faktor
Moms bisa menggunakan kata sandi yang kuat dan mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk melindungi akun dari peretas.
- Jangan takut speak-up dan lapor
Jika Moms menjadi korban deepfake, segera laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang dan platform media sosial terkait. Semakin cepat dilaporkan, semakin besar peluang untuk menindaklanjutinya sebelum video tersebut menyebar luas.
Upaya mengatasi deepfake crime
Upaya untuk mengatasi deepfake crime nggak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga pemerintah dan perusahaan teknologi. Pemerintah Asia-Pasifik, seperti Pemerintah Tiongkok telah melarang pembuatan deepfake tanpa persetujuan, dan mulai menghapus aplikasi pertukaran wajah karena dianggap melanggar privasi dan hak potret.
Sementara, Korea Selatan sudah mulai menganggap deepfake sebagai kejahatan kriminal yang merugikan kepentingan publik. Begitupula dengan Thailand, Filipina, malaysia, Singapura dan Indonesia, yang sudah mulai menerapkan undang-undang perlindungan data pribadi untuk mencegah eksploitasi.
Deepfake crime adalah ancaman yang semakin nyata di dunia digital, terutama bagi para Moms dan anggota keluarga yang aktif di media sosial.
Dengan memahami fenomena ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, Moms dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko menjadi korban deepfake.
Yuk, tetap waspada dan selalu jaga privasi diri ya, Moms!
Sumber:
https://jurnal.ugm.ac.id/
https://eucrim.eu/
https://www.bbc.com/
https://globalinitiative.net/
https://www.cnnindonesia.com/
https://www.detik.com/pop/korean-wave/
0 Komentar :
Belum ada komentar.