Kesehatan Anak

Viral ASI Bubuk di Media Sosial, Apakah Aman?

Viral ASI Bubuk di Media Sosial, Apakah Aman?
FOTO: Freepik

Air Susu Ibu (ASI) dalam bentuk bubuk? Apa lagi itu? Aman buat bayi atau nggak?

 

Viralnya potongan video yang berseliweran di berbagai platform media sosial tentang ASI yang dijadikan bubuk untuk bayi, ramai ditanggapi masyarakat. Sebagian Moms pekerja kantoran senang karena merasa bakal terbantu ASI bubuk, sebagian lagi masih menunggu informasi resmi dari lembaga terpercaya.

 

Tapi, apakah benar ASI bubuk aman dikonsumsi untuk bayi? Berbagai tanggapan muncul dari beberapa dokter anak di Indonesia.

 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak merekomendasikan ASI dijadikan dalam bentuk bubuk atau freezed-dryed. Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A (K) selaku Ketua Satgas ASI IDAI mengatakan, proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air atau freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI.

 

“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, dan karbohidrat yang tepat, sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata dr. Naomi kepada  media Tempo.

 

Proyek inovasi mahasiswa ITB

 

ASI bubuk ini pernah menjadi salah satu inovasi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam ajang Inovasi Digital dan Teknologi Astranauts 2023.

 

Inspirasi dari inovasi ini berawal dari kisah seorang ibu yang merasa kecewa, karena ASI yang sudah diperah di kantor  kualitasnya menjadi rusak saat akan disajikan ke anaknya. Akhirnya, ditemukanlah solusi ASI bubuk untuk bayi.

 

Namun saat beredar di pasar, harga ASI bubuk harus diakui menguras dompet! Kisaran harga yang dipatok ASI bubuk kurang lebih Rp 350-400 ribu per liter. Lazimnya dalam 1 liter ASI dapat menghasilkan 100 gram bubuk susu.

 

Apakah ASI bubuk aman?

 

Balik lagi dengan keamanan dari kandungan ASI bubuk, walaupun cukup membantu para ibu tapi sejujurnya belum ada penelitian lebih lanjut, ya Moms.

 

Sebagai contoh, dalam proses pembekuan ASI yang biasanya dilakukan di rumah, biasanya kondisi fisik ASI bisa berubah.  Misalnya pecahnya membran gumpulan lemak, misel kasein, dan penurunan komposisi faktor bioaktif protein, seiring lamanya penyimpanan dalam freezer.

 

Karenanya, selain memang tidak disarankan IDAI, belum ada organisasi kesehatan besar seperti Akademi Ilmu Kesehatan Anak (AAP), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), serta Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yang mengesahkan perizinannya.

 

Dilansir dari Parents,  banyak sekali potensi risiko yang ditimbulkan dari ASI bubuk. Dr. Neela Sethi, M.D dokter spesialis anak, laktasi, dan ahli MAM di Los Angeles, Amerika Serikat, menyebutkan ia sangat khawatir soal keamanan ASI bubuk yang  faktanya belum pernah dilakukan penelitian secara luas.

 

“Sebagai dokter anak umum, saya mencoba untuk tetap berpegang pada pedoman AAP, pedoman CDC, pedoman FDA, dan mereka belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai keamanan dan kemanjuran ASI kering beku,” kata Dr. Sethi.

 

Tanpa penelitian yang memadai, Dr. Sethi menekankan, tidak jelas apakah susu ASI bubuk memiliki rasio protein, lemak, dan karbohidrat yang tepat sesuai kebutuhan bayi. Selain itu, ASI bubuk tidak mengalami proses pasteurisasi yang membunuh bakteri berbahaya.

 

Dalam proses pembuatan ASI bubuk, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI. Itu sebabnya, risiko kontaminasi tetap menjadi ancaman, khususnya saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze-dryed ASI sebelum dikonsumsi bayi.

 

Sejauh ini, IDAI tidak merekomendasikan pemberian ASI bubuk untuk bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti bayi prematur atau bayi yang mengalami gangguan kekebalan tubuh atau penyakit kronis.

 

"Menyusui dan memerah ASI untuk bayi mungkin terasa melelahkan, dan dapat dimengerti bila ibu ingin mencari cara termudah untuk memastikan bayi tetap memperoleh ASI," kata dr. Naomi.

 

Namun demikian, dr. Naomi lebih menyarankan agar para Moms menyusui langsung dari payudara ibu, agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman, dan meningkatkan ikatan orang tua-anak.

 

"Menyusui bukan sekadar memberikan ASI,” kata dr. Naomi.

 

Moms, jadi jangan gampang terpengaruh isu yang sedang viral di media sosial, ya. Jangan buru-buru beralih ke ASI bubuk, meskipun lebih praktis.

 

Selain belum jelas keamanannya, ASI bubuk jelas sangat mahal, dan tentu saja kesehatan si kecil nggak bisa dibuat main-main.

 

Selalu jeli dan berhati-hati demi si kecil, ya Moms.

 

 

Source :

 

https://gaya.tempo.co/read/1865938/alasan-idai-tak-sarankan-asi-dijadikan-susu-bubuk

https://tekno.tempo.co/read/1867916/asi-bubuk-tidak-direkomendasikan-dokter-anak-begini-niat-baik-dibalik-pembuatannya

https://www.parents.com/what-is-freeze-dried-breast-milk-7377103#:~:text=Freeze%2DDried%20Breast%20Milk%20Risks&text=Canada's%20Alberta%20Health%20Services%20released,during%20handling%20is%20a%20concern.

https://regene.ai/articles/breast-milk-powder-can-it-really-replace-fresh-breast-milk

0 Komentar :

Belum ada komentar.