Kesehatan Anak

Tips Ngobrolin Santai Seputar Seks dengan Anak

Tips Ngobrolin Santai Seputar Seks dengan Anak
FOTO: Pexels/Gustavo Fring

Moms, jujur aja, ngomongin soal seks dengan anak-anak sering kali bikin orang tua merasa canggung. Betul nggak?

 

Mungkin hal itu ada pengaruhnya dari cara orang tua dulu ngomongin seputar seksualitas waktu kita kecil.

 

Kalau orang tua nggak siap, pertanyaan polos anak sudah bisa bikin kita jadi bingung menjawab.

 

Pernah ada seorang ibu yang cerita anak laki-lakinya bertanya kayak gini, "Mom, semua cewek harus punya bayi, ya? Gimana caranya bayi bisa lahir?"

 

Terus ada lagi cerita ibu lain tentang  anak perempuannya yang bertanya, "Eh, gimana sih caranya Mom dan Pop bisa bikin dedek kecil lahir ke dunia?”

 

Situasi bisa jadi canggung banget kan. Kadang, jawaban yang diberikan kepada anak adalah jawaban sembarangan yang justru bikin anak makin penasaran, atau malah nggak mau bertanya lagi karena sadar dibohongi.

 

Pada beberapa keluarga, mungkin bahkan kebanyakan, suasananya bisa  jadi serba canggung kalau sudah menyinggung topik yang satu ini. Pada orang tua yang lain, responsnya bisa beragam.

 

Ada orang tua yang menghindari ngobrol soal ini. Ada yang membiarkan sekolah  yang mengajarkan pendidikan seks ke anak (itu pun kalau ada). Ada juga yang inisiatif beli buku untuk jadi sumber jawaban.

 

Intinya, nggak ada cara baku untuk ngobrolin soal seks kepada anak-anak. Tapi dialog seputar seksual penting  dilakukan sebagai bagian dari pendidikan anak. Agar mereka bisa merasa lebih nyaman dengan tubuh mereka sendiri, dan bisa menghindari hal-hal yang merugikan diri mereka kelak.

 

Yuk, kita coba bahas ini  lebih santai.

 

Menurut Corinne Masur, Psy.D., seorang psikolog klinis dan psikoanalis di Chester Springs, Pennsylvania, orang tua harus siap menjawab pertanyaan anak-anak mereka, kapan pun mereka bertanya.

 

“Kalau salah satu tujuan kita adalah buat bantuin anak-anak supaya nggak merasa canggung soal seks, kita bisa buat persiapan untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan itu sebelum mereka bertanya, jadi kita sudah punya gagasan seperti apa jawabannya,” papar Corinne Masur dalam blognya di Psychology Today.

 

Beberapa buku yang cocok buat umur anak kita bisa dibeli untuk jadi sumber  informasi yang bagus.

 

Moms juga bisa ngobrol sama pasangan tentang bagaimana baiknya cara ngomongin soal seks kepada anak.

 

Tapi Corinne Masur mengingatkan, kalau anak bertanya tanya soal anatomi mereka atau anatomi orang tua, atau pertama kali mereka tanya soal seks dan soal punya bayi, orang tua nggak harus mengubahnya jadi diskusi yang ruwet dan komplet seputar seksualitas.

 

“Cukup jawab pertanyaan yang ada saja,” katanya.

 

Secara umum, kata dia, anak akan bertanya tentang tubuh mereka, tubuh orang lain, dan seks saat mereka merasa sudah siap tahu. Biasanya, orang tua tidak perlu memulai pembicaraan itu sendiri.

 

Anak usia dua dan tiga tahun lazimnya ingin tahu tentang tubuh. Pada usia ini, mereka penasaran dan suka mengamati. Pada saat ini, mereka biasanya tidak bertanya tentang seks. Mereka hanya ingin tahu mengapa tubuh Moms dan pasangan terlihat seperti itu, dan tubuh mereka terlihat seperti ini.

 

Mereka mungkin ingin tahu mengapa Moms memiliki payudara, dan mereka tidak.

 

Kalau ada  pertanyaan polos tentang ukuran, Moms bisa jawab, "Kamu akan memiliki yang seperti papa punya ketika kamu tumbuh besar" (untuk anak laki-laki) atau "Kamu akan memiliki payudara seperti mama ketika kamu remaja."

 

Perlu diingat, jika pertanyaan muncul, cukup jawab pertanyaan spesifik yang diajukan anak. Jangan merasa harus memberi penjelasan lebih banyak, hingga akhirnya membuat mereka ingin bertanya lebih jauh dan membuat Moms atau pasangan jadi gelagapan.

 

“Pastikan jawaban orang tua sesuai dengan usia anak dan sesuai dengan budaya keluarga,” kata Corinne Masur.

 

Untuk anak kecil, jawaban yang sederhana dan jelas biasanya lebih baik. Untuk anak yang lebih besar, orang tua bisa memberikan penjelasan yang lebih detail.

 

Gunakan nama yang tepat untuk berbagai bagian tubuh. Seiring bertambahnya usia anak, jangan takut untuk membicarakan perasaan juga dengan mereka. Jika mereka bicara tentang suka seseorang, orang tua bisa bertanya seperti apa rasanya. 

 

Orang tua bisa membantu mereka membedakan antara menyukai seseorang sebagai teman, menyukai seseorang karena alasan romantis, dan menyukai seseorang karena tertarik pada mereka.

 

Ketika anak mencapai usia 10 atau 11 tahun, kemungkinan orang tua sudah banyak berbicara tentang tubuh, seks, dan seksualitas.

 

Tapi jika mereka belum bertanya, pastikan mereka, tanpa memandang jenis kelamin, tahu tentang apa yang terjadi dengan tubuh saat mereka dewasa. Pastikan mereka tahu tentang cara pertumbuhan payudara dan penis, serta kapan menstruasi dan ejakulasi mulai terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.

 

Setelah Moms dan pasangan  membicarakan hal-hal ini, jangan ragu untuk meninggalkan beberapa buku yang sesuai dan tidak vulgar, di tempat-tempat yang terlihat di rumah.

 

Tujuannya, agar mereka bisa cari tahu lebih banyak dari sumber yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.

 

Nah, sudah mantap kan, Moms? Sekarang, kalau jawab pertanyaan si kecil seputar seksualitas sudah nggak perlu asal-asalan lagi, dong.

 

 

Sumber:

 

https://www.psychologytoday.com/us/blog/parenting-matters/202405/talking-to-your-children-about-sex 

 

0 Komentar :

Belum ada komentar.