“Kok, cara gendongnya gitu sih?”
“Bayinya kurus banget, nggak disusui tuh kayaknya.”
Dan masih banyak lagi kalimat yang membuat hati ibu baru semakin pilu. Ya memang, menjadi Ibu baru merupakan salah satu transisi kehidupan yang harus dilalui perempuan ketika memutuskan untuk punya anak.
Meski peran baru sebagai ibu sangat menyenangkan, tetapi ada juga tanggung jawab yang besar terhadap sang buah hati.
Sehingga sering kali membuat ibu kewalahan, menangis, depresi, hingga gangguan mental seperti baby blues. Baby blues syndrome adalah suatu bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu di masa-masa awal setelah melahirkan.
Transisi menjadi ibu baru memang butuh kerja keras. Ini merupakan perjalanan panjang yang berdampak pada kehidupan anak dan dirinya sendiri.
Sama seperti bayi yang baru lahir, sosok ibu baru juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang pasca melahirkan. Sebab, begitu banyak perjuangan yang harus dihadapi.
Dalam perjuangannya, kita sering dihadapkan dengan tantangan yang berat dan keputusan yang sulit, hingga meremehkan dan bahkan menyalahkan diri sendiri.
Lalu apa solusinya supaya ibu nggak mengalami kesedihan berkepanjangan?
Berikut beberapa perjuangan klasik para ibu baru beserta tips untuk menghadapinya.
Adaptasi dengan peran baru
Ibu baru perlu menyesuaikan diri dengan peran barunya. Banyak sekali perubahan gaya hidup yang harus dilakukan. Fase penyesuaian ini membutuhkan waktu dan usaha yang besar.
Mulai dari membangun kembali aktivitas kehidupan sehari-hari, hingga membuat setiap keputusan mengenai buah hati.
Terlebih lagi, bayi memiliki pola hidup yang berbeda dengan orang dewasa. Waktu tidur, kebutuhan menyusui, dan membersihkannya merupakan tantangan bagi ibu baru. Penyesuaian ini tak jarang membuat ibu kehilangan waktu untuk dirinya sendiri.
Tips: Sebagai orang tua baru, kita mungkin akhirnya menyadari bahwa meluangkan waktu untuk diri sendiri itu berarti sekali. Ketika menjadi ibu, hal ini ternyata sulit sekali dilakukan.
Oleh karena itu, sesekali mintalah bantuan pasangan, keluarga atau sahabat, agar kita bisa memiliki me time walaupun durasinya tidak lama.
Sebelum merawat sang buah hati dan keluarga, penting juga untuk memulainya dari perawatan terhadap diri sendiri. Meskipun hanya sebentar, me time dapat meningkatkan kesehatan mental, sehingga kita bisa merawat si kecil dalam kondisi yang baik dan bahagia.
Perjuangan menyusui
Banyak orang beranggapan bahwa keberhasilan menyusui datang secara alami, sehingga tidak perlu dipelajari. Namun, kenyataanya banyak perempuan yang kesulitan menyusui anak pertamanya.
Menurut pakar psikologi dari New York, Lisa Spiegel, mitos tersebut tidak benar. Karena menyusui dengan benar, butuh pengetahuan serta latihan.
Selain itu, menyusui juga membuat ibu merasa tertekan. Karena dokter, teman, keluarga dan sekeliling kita, menyatakan bahwa menyusui bayi yang baru lahir adalah wajib.
Spiegel menyarankan agar ibu baru memilih cara yang paling nyaman saat menyusui. Kata dia, tidak ada gunanya jika saat menyusui, ibu selalu tertekan dan frustasi. “Yang penting adalah menyusui yang nyaman bagi ibu dan sang bayi,” jelasnya.
Tips: Jika kita menghadapi masalah saat menyusui, konsultasikan dengan tenaga medis seperti konsultan laktasi, bidan atau dokter.
Namun, jika masalah tersebut tidak terlalu fatal, misalnya hanya tidak tahu posisi yang tepat untuk bayi saat menyusui, kita bisa bertanya pada ibu lain yang berpengalaman menyusui anaknya.
Kecemasan tidak mampu merawat bayi
Karena belum berpengalaman, banyak ibu baru merasa cemas terhadap perkembangan dan kesehatan anaknya.
Selain dipicu karena tidak adanya pengalaman serta informasi yang cukup, ada pula aspek biologis dari rasa kekhawatiran tersebut.
Di mana hormon ibu sedang tidak stabil ketika menjalani masa transisi tersebut, sehingga emosi ibu juga naik turun.
Survei yang dilakukan Mead Johnson Nutrition mengungkap bahwa ibu menghabiskan waktu lebih dari 1400 jam dalam setahun, untuk memikirkan bayinya.
Hal yang paling dikhawatirkan para ibu terutama tentang kesehatan bayi mereka secara keseluruhan. Kekhawatiran lainnya meliputi tumbuh kembang anak, serta kekhawatiran anak tidak mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) yang cukup.
Tips: Bergabung dengan komunitas ibu-ibu yang berpengalaman, dapat mengurangi rasa cemas tersebut. Memiliki hubungan dengan orang tua lain dapat memberi ibu baru banyak informasi penting seputar motherhood, dan berbagi pengalaman cara merawat bayi yang benar dan pas.
Hubungan dengan orang tua lainnya dapat membantu mengambil keputusan yang tepat selama masa transisi menjadi ibu baru. Selain itu, ibu baru juga tidak akan merasa sendirian lagi.
Kebimbangan untuk kembali kerja atau tidak
Pilihan untuk kembali bekerja atau mengurus anak sepenuhnya adalah keputusan yang sulit. Banyak ibu terus bertanya apakah pilihan yang telah diambil merupakan keputusan yang tepat atau tidak.
Ibu yang memilih kembali bekerja merasa bersalah karena tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan anaknya. Sementara itu, tidak sedikit juga ibu yang telah memilih jadi ibu rumah tangga, kemudian justru merasa terisolasi dan merindukan rekan-rekan kerjanya.
Tips: Berbagi ceritalah dengan ibu yang pernah mengalaminya untuk minta pendapat dan saran. Jika memungkinkan, ibu baru bisa mencoba sistem kerja yang fleksibel setelah melahirkan.
Kita bisa mencari pekerjaan yang memungkinkan untuk tetap mengasuh si kecil. Misalnya kerja freelance atau kerja full time dengan sistem remote working.
Saat memilih kerja di kantor dan merasa tidak nyaman, it's okay untuk mengajukan pengunduran diri dan mencoba menjadi full time moms.
Memiliki buah hati nggak akan tergantikan oleh apa pun di dunia ini, meski untuk itu dibarengi pula dengan hadirnya tantangan yang nggak mudah.
Tapi, apa pun tantangannya, setiap kali ibu baru menatap wajah imut si mungil, otomatis hilang pula semua rasa lelah dan penat dalam sekejap. Hubby tentu bisa ikut bantu menambah rasa nyaman dengan dukungan penuh cinta.
Keep fighting with love, Moms.
Yuk, para mamah baru, semangat yuk!
Sumber:
https://www.healthpartners.com/blog/baby-advice-for-new-moms/
https://www.thebump.com/a/life-with-a-newborn
https://www.mooimom.id/mamapedia/30-tips-menjadi-ibu-baru-moms-sudah-siap
https://www.alodokter.com/memahami-perbedaan-baby-blues-syndrome-dan-depresi-pasca-melahirkan
0 Komentar :
Belum ada komentar.