Moms, pernah bingung, panik, marah dan frustrasi, karena si kecil tiba-tiba ngamuk nggak jelas di tengah keramaian seperti di acara perkawinan atau di mal? Rasanya, jantung pengen copot dan kabur aja deh.
Memang sih bikin panik dan emosi naik kalau melihat anak menangis teriak-teriak nggak mau berhenti, melempar barang sembarang, atau sampai bergulingan di lantai.
Tapi, apakah ini wajar?
Ternyata fase tantrum merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak sampai usia 5 tahun. Kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti anak merasa lelah, lapar, tidak nyaman, tidak mendapatkan sesuatu sesuai harapan, dan emosi negatif lainnya.
Langkah pertama yang bisa diambil orang tua dalam menghadapi tantrum adalah ketenangan. Jika Moms dan pasangan sudah bisa menahan emosi dengan tenang, maka bisa mulai menangani masalah tantrum anak.
"Jadi kita melihat saat anak kita mengekspresikan emosi besar, sebenarnya sama bingung dan takutnya dengan kita waktu kecil merasakan itu. Memang tidak mudah untuk memproses itu," kata psikolog anak Alsi Marsha Tengker, B.A.,M. Sc.,M.Psi kepada Antara.
"Kalau aku boleh saran, soal tantrum memang baiknya kita yang 'tenangin' diri dulu sebelum menangani anak," kata Alsi menambahkan.
Sejatinya, anak belum mengerti atau mengenali emosi dirinya. Mereka bingung untuk menyampaikan rasa kecewa, amarah, dan frustasinya lewat kata-kata. Anak cenderung bereaksi mengamuk, berteriak, dan melampiaskan kepada sesuatu agar orang tua melihatnya.
Lantas bagaimana menghadapi anak yang suka tantrum? Nah, berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan:
Tenangkan diri sebelum merespons anak
Atur napas secara perlahan, tidak menjawab dengan teriakan, dan jauhi main tangan. Usahakan tidak terpancing emosi serta membuat pergerakan berlebihan agar anak tidak semakin agresif.
Bersikap cuek kepada anak sejenak
Orang tua bisa cuek dan mengabaikan anak sejenak, tapi tetap dalam pengawasan. Diamkan dan biarkan anak sebentar. Bila anak terus menangis sampai meraung-raung, mulai tinggalkan Ia pergi sejenak lalu datangi kembali ke tempatnya.
Atasi segera jika tantrum anak mulai agresif
Anak akan membuat perhatian lebih besar dengan melempar barang, memukul, menendang, bahkan membanting suatu benda. Ambil langkah seperti memberitahukan ke anak bahwa itu semua adalah tindakan yang kurang baik.
Tidak perlu dicubit, berteriak, cukup dipeluk erat sambil berpesan dengan intonasi tegas dan jelas, ya Moms. Hal ini menghindari anak trauma psikologis.
Alihkan perhatian anak
Apa yang diinginkan anak tidak semua harus dituruti oleh orang tua. Misalnya, anak merengek sampai menjerit minta mainan, jangan langsung dibelikan mainan.
Alihkan perhatiannya dengan memberikan mainan lama, berpindah lokasi, membuat suara-suara atau mimik wajah lucu, dan hal lain yang memberikan ketenangan.
Biarkan anak marah-marah
Jika emosi anak sudah mulai mereda, berikan kesempatan untuk Ia mengungkapkannya. Berikan waktu anak melepas energi negatifnya sejenak, asal tidak membahayakan dirinya.
Orang tua juga harus menjadi pendengar yang baik dan berikan anak kesempatan berbagi perasaannya.
Buat aturan dasar sebelum berpergian
Moms bisa jelaskan tujuan pergi ke suatu tempat. Misalnya, saat ingin pergi ke mal, jelaskan bahwa tujuan pergi hanya berbelanja makanan, menonton, dan makan di restoran. Tidak ada keinginan untuk membeli mainan atau lainnya.
Jika Ia ingin pergi ke suatu tempat, kompromikan terlebih dahulu secara baik-baik. Siapkan beberapa makanan cemilan favoritnya sebagai pencegah lapar.
Hindari pemberian gadget sebagai jalan pintas menangani anak tantrum. Ini dimaksudkan agar anak lebih disiplin, konsisten, serta bijak bersikap dalam semua keadaan. Upayakan berkomunikasi baik dengan pasangan, karena anak adalah peniru yang handal.
"Jangan berdebat dan berteriak di depan anak, jadilah contoh yg baik, jangan berdebat dengan pasangan di depan anak," kata Dr. dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani Sp.A(K) selaku anggota Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Anak IDAI.
"Sejak awal orang tua harus mengenalkan perasaan kecewa, marah, sedih, sehingga mereka bisa merasakan apa yang dirasakan dan belajar interpersonal," paparnya.
Semoga tips ini bisa membantu Moms dan pasangan dalam menghadapi anak tantrum.
Jangan lupa, apabila anak masih sering tantrum, bisa segera konsultasikan dengan dokter psikolog anak, ya Moms.
Source :
https://www.antaranews.com/berita/4070895/cara-redakan-tantrum-anak-dengan-metode-ridd
https://www.antaranews.com/berita/3264705/tenangkan-diri-dulu-baru-tangani-anak-tantrum
https://www.halodoc.com/artikel/jangan-panik-ini-5-cara-mengatasi-anak-tantrum
https://umsu.ac.id/artikel/kenali-penyebab-dan-cara-mengatasi-tantrum-pada-anak-dengan-mudah/
0 Komentar :
Belum ada komentar.