Kesehatan Anak

Takut Anak Tantrum karena Harus Ditinggal Pergi Jauh? Ini Tips Mengatasinya!

Takut Anak Tantrum karena Harus Ditinggal Pergi Jauh? Ini Tips Mengatasinya!
Foto: Freepik

Moms cantik, pernahkah ada di situasi harus meninggalkan si kecil untuk pergi berhari-hari? Pasti rasanya resah, ya. Terutama saat harus memberi tahu si kecil bahwa ia nggak bisa kita ajak.

 

Sering kali, anak menjadi marah, gelisah hingga tantrum. Kita pun jadi nggak tega untuk meninggalkannya. Nah, beberapa tips di bawah ini bisa bantu atasi situasi tersebut. 

Tenangkan diri dulu

Sebelum fokus ke kondisi si kecil, fokuslah ke kestabilan mental kita sendiri. Spesialis perkembangan anak Dr. Siggie Cohen, PhD menyarankan hal serupa. Caranya, sadari bahwa rasa cemas datang karena kita nggak percaya pada diri sendiri, pada anak, atau pada orang yang menjaga anak saat kita pergi.

 

Lalu, terima kenyataan bahwa kita sedang cemas. Jangan mengelak, misalnya dengan berkata, “Enggak kok, aku nggak cemas. Biasa aja.”

 

Setelah itu, kita bisa pelan-pelan memikirkan hal positif. Misalnya, menyadari bahwa kepergian kita bisa membuat anak belajar mandiri dan adaptasi.

Komunikasikan dengan tepat

Ceritakan pada si kecil dengan jelas kapan kita akan berangkat dan kembali ke rumah. Sebisa mungkin, ceritakan dengan sederhana layaknya sedang mendongeng.

 

Anak yang masih kecil biasanya nggak paham akan konsep waktu. Maka, akan lebih baik jika kita memberitahunya beberapa hari sebelum hari keberangkatan. Tips ini mengurangi lamanya waktu mereka memendam khawatir karena akan berpisah.

Biarkan anak berekspresi

Saat kita memberitahu si kecil tentang kepergian kita, bebaskan ia berekspresi. Persilakan si kecil untuk bertanya atau mengungkapkan perasaannya.

 

Biasanya ia akan mengungkapkan kekhawatiran dan perasaan resahnya. Validasi semua perasaannya dan beri pengertian. Ingatkan ia bahwa kita akan kembali lagi bersamanya.

Buat permainan hitung mundur

Kita bisa membuat si kecil menunggu kepulangan kita dengan gembira, alih-alih sedih. Buatkan permainan hitung mundur sesuai kreasi.

 

Misalnya, buat tempelan kertas berisi kata-kata cinta yang bisa anak buka tiap harinya. Sesuaikan jumlahnya dengan lama hari kita bepergian. Anak jadi punya sesuatu yang ia tunggu selain kepulangan kita.

 

Saran lain datang dari Dr. Mona Amin, seorang dokter anak. Kita bisa mengganti kata ‘hari’ dengan ‘tidur’. Misalnya, “Mama bakalan pergi setelah kamu tiga kali tidur malam. Setelah itu, kita akan bersama-sama lagi.”

Usahakan tetap jujur

Kita nggak perlu meyakinkan si kecil bahwa momen perpisahan ini akan menyenangkan. Sebaiknya, hindari juga memaksa anak untuk merasa terus gembira.

 

Jujur saja bahwa momen ini mungkin akan membuat mereka sedih. Beri tahu mereka bahwa mereka boleh merasakan emosi negatif saat ditinggal pergi.

Jangan pergi di momen cranky

Di hari H, usahakan jangan pergi di momen-momen anak rawan cranky alias rewel. Misalnya sebelum waktu tidur siang, sesaat setelah bangun, atau saat si kecil belum makan. 

 

Waktu yang direkomendasikan adalah setelah makan siang. Atau ketika ia sedang bermain di luar. Pokoknya, saat mood si kecil kelihatan bagus, itulah momen yang pas!

Buat momen perpisahan jadi santai

Menurut dokter anak Dr. Kelly Fradin, cara kita menyampaikan perpisahan kepada si kecil lebih penting dari pilihan kata-kata kita.

 

“Kalau kita menyampaikannya dengan tenang, anak juga akan tenang. Sebaliknya, kalau kita sendiri say goodbye dengan ragu-ragu dan panik, anak ikut merasakan hawa paniknya,” jelas Dr. Fradin.

 

Untuk si kecil, kitalah pusat dunia baginya. Maka, berikan kesabaran dan pengertian ekstra agar ia bisa menjalani hari-hari tanpa kita dengan baik.

 

Begitu juga dengan Moms cantik. Pastikan Moms juga dalam keadaan yang stabil, ya! Selamat mencoba!

 

 

Sumber: 

https://www.pbs.org/parents/

https://www.parent.com/blogs/ 




0 Komentar :

Belum ada komentar.