Setuju nggak, Moms, kalau di era ini penguasaan bahasa asing sangat penting bagi anak. Meskipun, tentu aja penguasaan bahasa ibu yang baik dan benar juga nggak kalah pentingnya.
Bahasan mengenai prioritas pembelajaran bahasa kepada anak ini memang selalu jadi topik menarik. Lantas, kapan sih waktu yang tepat untuk mengajari anak berbahasa asing? Yuk, kita cari tau.
Pro-kontra anak belajar bahasa asing
Pro-kontra mengajari anak berbahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, sedini mungkin sering terjadi. Sebagai contoh, ketika beberapa sekolah dasar (SD) meniadakan pelajaran bahasa Inggris. Langsung muncul dua kubu berseberangan, yang mendukung dan yang menolak keputusan itu.
Kelompok yang pro beralasan, bahwa anak perlu disiapkan untuk bisa multibahasa sejak dini. Apalagi di usia SD, otak mereka masih cemerlang dan mudah belajar hal baru.
Sementara yang kontra biasanya beralasan, takut kalau anak-anak mereka justru akan kesulitan menguasai bahasa ibunya. Alasan senada menjadi sebab beberapa SD menghapus pelajaran bahasa Inggris. Melansir dari Bali Post, banyak orang tua sepakat melarang pelajaran bahasa asing, setelah melihat nilai anak-anak dalam pelajaran Bahasa Indonesia sering kali lebih rendah daripada bahasa Inggris.
Usia ideal belajar bahasa asing menurut para ahli
Menurut tokoh pengajar bahasa Inggris dan Prancis asal Inggris, Elizabeth Allen, rentang usia ideal bagi anak untuk belajar bahasa asing adalah 3-11 tahun. Usia tersebut dipercaya sebagai masa emas dalam perkembangan otak manusia.
Sementara menurut dokter spesialis anak, Prof. Dr. Rini Sekartoni, SpA (K), jika usia anak belum dua tahun, sebaiknya ajarkan satu bahasa saja. Hal ini karena tidak semua batita mampu mempelajari dua bahasa sekaligus. Saat anak ada di bawah usia dua tahun, disarankan agar orang tua fokus mengajarinya bahasa ibu dulu.
Temuan terbaru: usia bukanlah faktor satu-satunya
Pendapat bahwa otak anak-anak lebih cepat menangkap hal baru sudah diamini banyak ahli. Namun, penelitian ilmiah terbaru menunjukkan hal yang sedikit berbeda.
Penelitian di Eropa juga menemukan fakta bahwa kecemerlangan otak pun bisa ditemui pada orang dewasa. Artinya, bahasa asing tetap bisa dipelajari hingga tingkat mahir, meski belajarnya dimulai saat dewasa.
Penelitian lain yang dilakukan oleh seorang profesor di Universitas Barcelona menghasilkan temuan serupa. Kemampuan bahasa asing anak-anak ternyata nggak lebih unggul dari orang dewasa yang baru belajar bahasa asing.
Metode belajar jauh lebih penting
Temuan baru tersebut menunjukkan, usia bukanlah satu-satunya faktor penentu kemahiran bahasa asing. Ada faktor lain seperti emosi, kognitif, hingga kondisi sosial yang berpengaruh besar.
Misalnya, anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang berbahasa asing tentu akan lebih cepat menguasai bahasa tersebut. Sementara anak-anak yang jarang atau tidak pernah terpapar bahasa asing, cenderung lebih lama beradaptasi terhadap bahasa asing.
Maka, tidak perlu khawatir jika buah hati belum berminat belajar bahasa asing. Selain usia, faktor variasi metode belajar justru punya peran lebih besar. Maka, kita bisa lebih dulu mengeksplorasi metode seperti apa yang nyaman untuk buah hati.
Inspirasi metode belajar bahasa asing untuk anak
Orang tua bisa mulai dengan membangun kebiasaan untuk anak berbahasa asing. Kita juga bisa mengeksplorasi berbagai aplikasi edukatif untuk belajar bahasa asing.
Selain menggunakan rutinitas sehari-hari, orang tua bisa memperkenalkan anak pada teman-teman yang menggunakan bahasa asing tersebut. Interaksi sosial ini akan meningkatkan rasa percaya diri dalam berkomunikasi.
Tidak perlu selalu serius. Metode lain seperti game sederhana, menonton film, atau mendengarkan lagu berbahasa asing juga bisa dicoba lho, Moms!
Pada akhirnya, mengajarkan bahasa asing pada anak adalah proses yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak menjadi lebih siap menghadapi tantangan global, tanpa mengabaikan pentingnya penguasaan bahasa ibu.
Nah, Moms ikut kubu yang mana nih, pro pengajaran bahasa asing sejak dini atau kontra? Tentu pro dong, ya Moms, asal disesuaikan dengan kebutuhan anak dan metode pengajaran yang pas tentunya.
Sumber:
The Conversation
Bali Post
Halodoc
Alta School
0 Komentar :
Belum ada komentar.