“Aku kira Doni happy, soalnya dia suka tertawa. Tapi ternyata …”
“Kaget lihat Amira nangis di kamarnya, kok bisa ya? Kayaknya dia selalu ceria.”
“Ternyata anakku tertekan selama ini, oh my God.”
Sering kali kita merasa tahu kondisi hati sang buah hati, padahal ternyata nggak tahu sama sekali.
Banyak hal yang kita missed karena kesibukan setiap hari, apalagi bagi seorang wanita karir.
Menurut Psikolog Desti Apryanggun, M.Psi, Psikolog dari Kalbu, anak-anak akan tumbuh bahagia bila sering menghabiskan waktu bersama Ibunya. Ini terbukti secara ilmiah lho!
Menurut studi Child Happiness, anak cenderung lebih happy saat bermain bersama Moms, ketimbang bermain bersama teman sebaya maupun adik atau kakaknya. Sayang, hanya separuh orang tua saja yang selalu terlibat dalam berbagai kegiatan bersama si kecil.
Bounding ini sering kali terabaikan. Kebanyakan orang tua lebih memperhatikan kecukupan gizi, sehingga sering menilai kebahagiaan anak-anak berdasarkan ciri-ciri fisik saja.
Biasanya, kalau anak-anak aktif bergerak atau menunjukkan ekspresi ceria, ini akan selalu diartikan berarti si kecil bahagia.
Ada pula sebagian orang tua yang menyadari pentingnya keterlibatan pada kegiatan anak. Biasanya ini disebut dengan quality time bersama anak. Meski begitu, jangan salah memahami bahwa quality time bukan hanya sebatas kuantitas waktu yang dihabiskan dengan anak, tetapi tentang memanfaatkan waktu berkualitas bersama anak.
Memang menghabiskan waktu bersama anak merupakan tantangan tersendiri. Apalagi kalau kita kerja di luar rumah. Kehidupan modern sering kali memaksa kita harus cerdas mengatur waktu, baik di rumah maupun di kantor.
Belum lagi tantangan lainnya seperti gadget, yang suka menyita waktu. Entah sekadar mengecek email, menikmati tontonan video pendek di reels Instagram, atau Tik Tok dan lain sebagainya.
Quality time bersama anak, bukan hanya kehadiran fisik, tapi juga menuntut keterlibatan emosional bersama. Disarankan momen ini setidaknya berlangsung 30 menit setiap hari.
Saat berinteraksi dengan sang buah hati, upayakan agar kita melakukan kontak mata alias eye to eye contact. Dengan begitu, anak akan merasa dirinya penting di hadapan kita sebagai Ibunya.
Dengan menerapkan konsep tumbuh bahagia yang bukan sekadar memperhatikan ciri-ciri fisik saja, percayalah si kecil akan memiliki daya tahan tubuh terhadap stres atau tantangan hidup di masa depan.
Di saat bersama, kita juga akan menikmati rasa bahagia ketika menyaksikan buah hati menjadi pribadi yang bisa menularkan kebahagiaan ke sekelilingnya.
Anak bahagia adalah salah satu tanda bahwa orang tua sudah berhasil mendidik dan mengasuhnya dengan baik.
Berikut, tanda-tanda sang buah hati kita bahagia.
· Jarang tantrum
Tantrum adalah anak mengamuk di rumah atau di depan umum. Hal ini disebabkan si kecil menginginkan sesuatu tetapi tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Selain sulit ditangani, tantrum anak di depan umum ini jelas membuat kita malu.
Jika si kecil tidak sering mengamuk dan memiliki alasan yang baik, artinya Moms sudah berada di jalur yang benar dalam mengasuh anak.
· Puas dengan apa yang dimilikinya
Anak-anak yang terlalu dimanjakan, tidak akan pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka sering menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain.
Namun anak-anak yang bahagia, selalu senang dengan apa yang mereka miliki.
· Suka membantu
Jika si kecil suka membantu kita, seperti mengatur mainan dan barang-barangnya tanpa rasa beban, inilah tanda anak bahagia. Artinya kita sudah membesarkannya dengan benar.
· Mampu menghormati
Anak yang bahagia memiliki sopan santun, dia tahu cara menghormati teman-temannya dan orang dewasa.
· Tidak mencoba mencari perhatian
Anak memang suka diperhatikan. Sering kali anak-anak berperilaku seolah ingin dunia terpusat pada diri mereka. Namun sebagai orang tua, kita harus memenuhi kebutuhan yang lain juga.
Anak yang bahagia mengerti dan tidak cari perhatian yang berlebihan, sehingga tidak akan mempermalukan orang tua di depan umum.
· Mau berbagi
Berkat bimbingan dan pengasuhan yang tepat. Konsep berbagi ini mampu dikuasai oleh anak-anak yang bahagia.
Berbagi mainan atau snack dengan saudara kandung atau orang lain akan membuat dirinya senang.
· Mau mendengarkan
Jika orang tua mendidik anak dengan benar, maka buah hati akan senantiasa patuh dengan semua nasihat positif yang diberikan. Moms tidak perlu memohon, apalagi sampai memaksa anak untuk melakukan sesuatu, atau menyelesaikan tugas tertentu.
· Tidak mengabaikan atau sombong
Anak bahagia akan selalu memperhatikan nasihat kita, ya Moms. Mereka rendah hati dan tidak sombong. Bahkan lazimnya mereka akan terbuka untuk mendengarkan saran kita, dan tidak menganggap dirinya selalu benar.
Sumber:
https://www.todaysparent.com/family/how-happy-are-your-kids-really/
https://www.halodoc.com/artikel/ini-8-tanda-anak-yang-bahagia-yang-wajib-diketahui
0 Komentar :
Belum ada komentar.