Lifestyle

Pilih Mana: Working Mom VS Full Time Mom

Pilih Mana: Working Mom VS Full Time Mom
Foto: Pinterest.com

Halo Moms, ketika kita menikah dan menjadi seorang Ibu, mana yang Moms pilih? Menjadi Ibu rumah tangga atau tetap manjadi ibu pekerja? Keduanya bukan hal mudah untuk dipilih bukan?

Setiap keputusan pasti ada risikonya. Bahkan selama ini masih saja diperdebatkan tentang status seorang ibu. Manakah yang lebih benar, jadi ibu rumah tangga atau terus menjadi wanita karir?

The Healthy Doctor menayangkan dua surat yang luar biasa dari kedua opsi tersebut. Jika Moms di ambang keraguan ingin memilih yang mana, bacalah surat ini. Sebuah kejujuran yang sangat berharga, seperti dilansir closeronline.co.uk.

Surat pertama

Dear stay at home Mom,

Banyak orang mempertanyakan, apa saja yang dilakukan ibu rumah tangga di rumahnya sepanjang hari. Sebenarnya aku juga tidak tahu, karena aku juga seorang ibu. Selama ini aku juga melakukannya. Aku tahu, kamu melakukan pekerjaan yang tidak dibayar, sering bekerja tanpa pamrih. Mulai saat bangun tidur, bahkan pekerjaan rumah itu hanya akan berakhir menjelang tidur.

Bahkan kamu juga bekerja di malam akhir pekan. Aku tahu pekerjaan rumah ini tidak akan pernah ada akhirnya.

Aku juga tahu, kamu sangat jarang sekali bisa mendapatkan coffee time atau tea time di rumah, perhatianmu selalu terbagi, mungkin nggak ada waktu istirahat di siang hari kecuali jika kamu hanya mempunyai satu anak dan dia tertidur lelap ketika siang hari.

Aku tahu tantangan terberat kamu setiap hari adalah melakukan banyak hal tanpa menadapat dukungan atau bantuan. Aku tahu bagaimana setiap tetes keringatmu saat si kecil tantrum, mengajarinya toilet training, makanan yang berceceran di lantai, coretan di dinding, anak yang kadang seperti tak berhenti menangis. Rasanya semua pekerjaan ini adalah siklus yang tak pernah berujung.

Aku tahu, kamu tentunya pernah berfantasi untuk memiliki satu jam saja waktu “me time” atau makan siang dengan damai, atau mungkin bisa beristirahat siang dengan tenang.

Mungkin kamu juga pernah merasa iri dengan teman-temanmu yang memiliki jam istirahat di kantornya. Pernah menangis, ketika kamu sudah sangat lelah dan suamimu datang kemudian memintamu memijat kakinya?

Ku rasa sesekali kamu pernah merasakannya. Tapi aku tahu, semakin lama kamu semakin kuat, meskipun kamu sering bertanya-tanya pada dirimu sendiri, apakah semua yang kamu lakukan ini tidak pernah ada harganya.

Aku tahu bagaimana rasanya banyak orang salah paham padamu, begitu banyak orang yang tidak menghargai kesulitanmu merawat anak sendirian sepanjang hari.

Banyak yang selama ini membayangkan jika kamu cuma asik santai di rumah, sedangkan anak-anak kamu biarkan bermain tanpa menganggumu.

Aku paham, kamu sangat merindukan kebebasan finansial. Aku juga sangat paham ketika kamu merasa jengkel ketika melihat seorang ibu pekerja menyambut penuh suka cita ketika akhir pekan datang. Karena bagimu tidak ada akhir pekan, semua hari itu sama bagimu.

Aku kagum

Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa melakukannya, bagaimana kamu menjalaninya. Aku mengagumi kesabaranmu yang tidak terbatas. Aku sangat iri kepadamu, sepertinya sepanjang hari kamu bisa menjalaninya dengan riang untuk anak dan keluargamu, meskipun kadang mereka membuat kamu sangat tertekan, meskipun mereka sering kali membuatmu lelah tak berdaya.

Aku sangat mengagumi kesetiaanmu untuk selalu hadir dalam keluarga, selalu tulus untuk menemani anakmu tumbuh, ini tak pernah mudah untukku.

Aku juga sangat kagum karena kamu dengan tulus bekerja tanpa imbalan, tidak ada penghargaan apalagi gaji. Aku tahu kamu hanya ingin dihargai dan dicintai.

Tapi percayalah kamu telah melakukan semuanya dengan baik. Surat ini aku kirimkan karena aku ingin kamu tahu, jika aku memahami keadaanmu. Kita berdua sama-sama seorang ibu.

Love, Working Mom

Demikian surat dari seorang working mom kepada stay at home mom. Lalu bacalah balasan dari stay at home mom.

 

Dear working Mom,

Aku tahu bagaimana rasanya kamu selalu dihakimi banyak orang karena meninggalkan anakmu dalam perawatan orang lain selagi kamu bekerja. Bahkan mungkin kamu sering kali mendengar banyak orang mengatakan jika kamu tidak mencintai anakmu, dan begitu banyak yang mengatakan jika hal terbaik adalah bersama dengan anak-anakmu di rumah.

Aku heran, bagaimana bisa mengatakan hal ini padamu? Aku tahu, kamu sebenarnya sangat menyayangi anak-anakmu seperti halnya ibu lain.

Aku tahu, kembali bekerja setelah melahirkan adalah keputusan yang tak mudah.

Aku melihat working mom ada di mana-mana, misalnya di rumah sakit. Kamu adalah dokter anakku. Kamu mengobati alergi anakku. Kamu bisa juga seorang guru di sekolah anakku, agen perumahan yang membantu keluargaku berurusan dengan properti dan lainnya.

Aku tidak bisa membayangkan, akan jadi apa dunia ini jika tidak ada orang sepertimu?

Aku tahu kamu bijak

Aku tahu, sebelum kamu menerima pekerjaan, kamu sudah menimbang dengan baik, apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan tuntutan kamu sebagai seorang ibu. Aku tahu kamu selalu bangun satu jam sebelum orang lain, hanya agar kamu benar-benar bisa siap untuk pergi, memiliki waktu untuk menyiapkan suami dan anak-anakmu.

Aku tahu bahwa setiap malam kamu pulang ke rumah. Ibaratnya adalah shift kedua dari pekerjaanmu. Kamu memasak, merapikan rumah, menidurkan anak-anakmu, mencuci piring, mencuci pakaian, membayar tagihan, belanja bulanan dan sebagainya.

Aku tahu kamu selalu merasa bersalah ketika kamu terpaksa harus meninggalkan anakmu.

Kamu juga harus mengorbankan waktu luang bersama anak-anak ketika ada panggilan untuk pekerjaan. Aku yakin, ketika bekerja, kamu sangat mendedikasikan dirimu pada pekerjaanmu, makan siang seadanya, kamu sangat fokus pada pekerjaanmu, hanya demi pulang tepat waktu dan kembali menemui keluargamu.

Kamu adalah wanita yang cerdas

Kamu bisa memilih siapa yang sangat tepat untuk merawat anakmu, meskipun banyak sekali daycare yang menawarkan berbagai kelebihan. Aku tahu kamu hanya akan meninggalkan anakmu di tempat yang membuat mereka nyaman dan senang.

Aku tahu kamu rela merawat anakmu yang sakit berhari-hari dan mengorbankan gajimu. Aku tahu, kapanpun kamu bersama anakmu, kamu sangat menikmati dan berbahagia, meskipun kamu tidak bisa selalu bersamanya. Ketahuilah kamu adalah contoh yang baik untuk anak-anakmu.

Kamu menunjukkan bahwa seorang wanita memiliki karir, memiliki kontribusi dalam berbagai hal di luar rumah, namun tetap menjadi ibu yang penuh kasih.

Kamu menunjukkan pada anak-anakmu bahwa suatu saat mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.

Kamu memberikan contoh kekuatan, daya tahan, dedikasi, keuletan, dan bahwa kamu melakukan semua itu penuh suka cita. Aku ingin kamu tahu, kita berdua sama-sama seorang ibu.

Love, Stay-At-Home Mom

Sekarang kita tahu ya Moms, status apa pun, sebagai working mom atau stay at home mom, keduanya memiliki perannya masing-masing yang tidak bisa dibandingkan. Kita semua ibu yang hebat.

Sumber:

https://www.apa.org/news/press/releases/2011/12/working-moms

https://haloibu.id/2017/01/working-mom-atau-stay-at-home-mom/

https://www.orami.co.id/magazine/working-mom-vs-stay-home-mom

0 Komentar :

Belum ada komentar.