Inspirasi

Perilaku Negatif Orang Tua Bisa Bikin Anak Keras Kepala!

Perilaku Negatif Orang Tua Bisa Bikin Anak Keras Kepala!
FOTO: Freepik

Pola asuh sangat berperan penting dalam kehidupan anak sebagai pembentukan karakter. Tapi Moms, kalau sikap kita terlalu sering berlebihan bisa menyebabkan anak sulit menerima, dan risikonya bisa berbalik melawan.

Lantas apa saja sih yang menyebabkan anak bisa berubah  jadi keras kepala?  Uraian berikut mungkin bisa memberi pemahaman.

Dikutip dari NU Online, pakar Psikologi Keluarga, Nurmey Nurulchaq, menyebutkan bahwa sikap keras kepala pada anak tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan karena ada faktor tertentu.

“Jangan salah, pola asuh otoriter bisa membuat anak jadi keras kepala, dan parahnya anak akan sering melawan jika itu terlalu sering dilakukan,” ujar Nurmey.

Hasil penelitian dari jurnal Gerontological Society of America dalam “My Parent is so Stubborn!”—Perceptions of Aging Parents’ Persistence, Insistence, and Resistance, menyimpulkan beberapa hal yang menyebabkan anak menjadi keras kepala.

Orang tua persisten terhadap tingkah laku

Terkadang orang tua sering memaksakan atau mengatur anak. Pola asuh ini identik dengan sikap otoriter, anak harus mematuhi dan menuruti apa kata orang tua. Jika terlalu sering, ini menyebabkan tekanan tinggi terhadap mental anak. Setelah itu, anak akan menirukan perilaku tersebut.

Orang tua terlalu permisif

Ketika orang tua terlalu sering memberikan perhatian pada kemauan anak tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, anak menjadi tidak belajar untuk mengendalikan impuls mereka atau memahami pentingnya menghormati batasan.

Kurangnya komunikasi yang jelas

Orang tua yang tidak bisa mengkomunikasikan sesuatu dengan jelas dapat memicu kesalahpahaman dan frustrasi anak. Mereka merasa bingung dengan arahannya. Jika masalah yang satu ini semakin bertumpuk, maka bisa  menyebabkan rasa kekesalan yang berujung pada sikap keras kepala.

Terlalu memberikan banyak jadwal 

Anak-anak biasanya banyak memiliki aktivitas atau kegiatan baik di luar maupun di dalam sekolah. Akan tetapi, mereka juga gampang merasa bosan. Apalagi, orang tua kerap dinilai terlalu galak demi menegakkan kedisiplinan jadwal yang telah dirancang. Hal ini membuat anak melawan dan mendorong perilaku keras kepala.

Kurang apresiasi terhadap perilaku positif anak

Sering memarahi anak hanya karena mereka berperilaku negatif sungguh kurang baik, Moms. Saat anak melakukan hal positif malah tidak diberi perhatian serta apresiasi, sehingga ia merasa terabaikan. Ini juga bisa menjadi pemicu karakter keras kepala.

Belum lagi jika anak berinisiatif mengambil langkah secara mandiri. Memarahi mereka sama dengan  merebut hak atas kebebasan dirinya sendiri. Anak merasa orang tua telah mengambil kekuasaan atas dirinya. Ini bisa jadi dasar pembentukan karakter anak yang keras kepala.

Semua hal di atas bisa diantisipasi oleh orang tua dengan melakukan komunikasi secara sehat. Jangan paksakan pandangan orang dewasa kepada mereka. Biarkan anak mengekspresikan apa adanya sesuai karakternya. Karena standar kebenaran anak kecil, belum semapan orang dewasa. 

Kesenangan anak juga masih sering berubah-ubah, sesuai mood dan seleranya di momen tersebut. Tapi, orang tua tetap harus mengontrol serta mengarahkan dengan nasihat-nasihat yang bijak. Berikan contoh berperilaku baik agar anak bisa menirunya.

Mungkin Moms dapat mengambil hal positif dari anak keras kepala. Misalnya, mereka bisa menjadi anak yang sulit dipengaruhi, pantang menyerah, dan memiliki landasan kuat bila menginginkan sesuatu.

 

Source :

https://academic.oup.com/psychsocgerontology/article/71/4/602/2604928

https://www.timesnownews.com/lifestyle/parenting/10-parenting-mistakes-that-can-make-children-stubborn-article-108734941/amp

https://www.nu.or.id/amp/nasional/banyak-mengatur-bisa-bikin-anak-keras-kepala-dan-gampang-cemas-imlzc

0 Komentar :

Belum ada komentar.