Kesehatan Anak

Pentingnya Screen Time Untuk Anak di Era Digitalisasi

Pentingnya Screen Time Untuk Anak di Era Digitalisasi
FOTO: Freepik

Moms, mau nggak mau, suka nggak suka, kita harus mengikuti perkembangan zaman. Anak-anak kita sekarang sudah terbiasa menatap layar smartphone, laptop, tablet, ipad, dan gawai lainnya. 

Apakah aman bagi anak jika terlalu sering menatap layar gawai? Ternyata, dari beberapa penelitian serta peraturan di berbagai negara,  pembatasan dengan screen time bagi anak-anak sudah diberlakukan, Moms.

Dikutip dari jurnal Screen time and preschool children: Promoting health and development in a digital world oleh Canadian Paediatric Society, screen time adalah waktu yang dihabiskan dengan menatap layar apa pun, baik dari televisi, komputer, game console, atau perangkat seluler (smartphone dan tablet).

Tentu saja ada manfaat dan juga dampak buruk bagi anak terkait screen time. Jika dilihat dari manfaatnya, jelas sangat membantu anak-anak dalam menambah ilmu pengetahuan. Di samping itu, juga memudahkan dalam mempresentasikan suatu hal dalam bentuk visual kepada anak. Anak-anak juga bisa melakukan eksplorasi seluas-luasnya.

Akan tetapi, jika berlebihan menatap layar, maka banyak sekali dampak negatifnya,  hingga bisa menyerang fisik anak. Salah satu efek negatifnya adalah bisa menyebabkan anak mengalami keterlambatan berbicara. Selain itu, efeknya juga bisa menyebabkan gangguan tidur, kelebihan berat badan, dan penurunan penglihatan.

Dikutip dari BBC, seorang guru di Sekolah Menengah Wales di Rotherham menyebutkan, anak sering kali menghabiskan waktu online bersama teman-temannya tanpa ingin bertemu langsung.

“Anak-anak itu kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Mereka sangat menyendiri,” ungkap salah satu guru.

Belum lagi timbulnya dampak psiko-sosial seperti, kurangnya empati terhadap orang tua dan sekitarnya.

Anak-anak ini menjadi lebih emosional kepada teman sebaya, tidak suka bermain di luar, berkurangnya rasa bertahan hidup, serta kurang adaptif terhadap lingkungan.

Negara Tiongkok adalah salah satu negara yang sudah menerapkan pembatasan layar kepada anak-anak. Pembatasannya mulai dari penerapan hanya tiga jam dalam satu minggu boleh bermain video game, dan pembatasan akses Internet untuk remaja.

Berikut ini ada beberapa cara yang dianjurkan untuk membatasi waktu layar anak, antara lain :

  • Batasi waktu anak maksimal satu jam sehari bagi anak usia 2-5 tahun.
  • Saat jam makan, anak dilarang memegang gawai, agar kualitas bersama orang tua tetap terjalin.
  • Tidak menonton atau menatap layar satu jam sebelum waktu tidur.
  • Batasi akses Internet hanya untuk konten-konten anak.
  • Usahakan hadir di sampingnya saat anak menggunakan layar. Buatlah percakapan kecil tentang isi konten tersebut untuk menstimulasi anak.
  • Prioritaskan konten berisi edukasi sesuai usianya.
  • Ajak aktivitas selain menonton di layar, misalnya menggambar di atas tablet.
  • Berikan contoh kepada anak seperti, saat pulang kerja tidak lagi berurusan di depan layar laptop atau handphone.
  • Matikan televisi jika sudah tidak digunakan lagi. Ini bisa berdampak pada kebaikan lingkungan.

Hal lain yang bisa membantu anak adalah peran aktif dan kreatif dari orang tua.

Orang tua juga bisa meluangkan waktu di setiap akhir pekan untuk menjalani aktivitas fisik bareng anak. Misalnya, pergi berwisata ke suatu tempat terdekat. Atau mungkin kerja bakti di rumah sampai masak bareng anak.

Intinya, perlu konsistensi dan kerja sama yang kuat antara pasangan Moms dan Pops dengan anak. Dengan begitu, tingkat keberhasilan pembatasan menatap layar gawai pada anak bisa lebih besar hasilnya.

 

Source :

https://cps.ca/en/documents/position/screen-time-and-preschool-children

https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/dampak-negatif-menatap-layar-gawaiscreen-time-berlebihan-bagi-anak-usia-dini?do=MTk2OC04ZjgzMjYzMQ==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ=

https://www.bbc.com/news/uk-england-south-yorkshire-68338395

0 Komentar :

Belum ada komentar.