Moms, ngikutin isu toxic parents yang marak dibicarakan banyak orang belakangan ini? Hati-hati, ya Moms! Karena tanpa disadari, kita sebagai orang tua bisa aja menerapkan pola asuh toxic parents pada anak-anak.
Atau jangan-jangan kita adalah toxic parents itu? Please, jangan sampai deh! Sebagai orang tua, Moms pasti ingin memberikan yang terbaik buat anak-anak.
Pastinya, semua orang tua berusaha menerapkan pola asuh yang menurut kita, bisa membuat anak-anak bahagia dan sejahtera. Tapi pada kenyataannya, situasinya bisa terbalik, karena sering kali sikap dan perbuatan orang tua malah berlawanan dari pola asuh yang ideal.
Lebih buruk lagi, sebagian orang tua justru menjelma jadi toxic parents, yang bisa sangat merugikan dan memengaruhi kesehatan mental anak-anak. Psikis mereka terganggu dan tumbuh kembangnya malah menurun dratis.
Psychology today mengatakan, orang tua yang melakukan pola asuh toxic parents, cenderung tidak memperlakukan anak-anak mereka sebagai individu.
Orang tua cenderung tidak mau berkompromi dengan anak. Tidak bertanggung jawab atas perilaku mereka sendiri, apalagi untuk meminta maaf pada si kecil.
Hal ini perlu disadari penuh oleh orang tua. Bercermin dari interaksi orang tua dan anak selama ini, apakah pola asuh yang tepat sudah benar-benar diterapkan? Atau jangan-jangan, sebaliknya justru pola asuh beracun yang bisa membunuh karakter positif pada anak.
Apa sih penyebab perilaku toxic parents? Sering kali pola asuh toxic parents dipicu oleh gangguan mental atau kecanduan yang serius. Selain itu, tentu ada beberapa pemicu lain yang perlu diwaspadai.
Misalnya, jika masa kecil orang tua memiliki masa traumatis, maka setelah menikah dan punya anak diprediksi akan membawa luka akibat pengasuhan yang tidak benar atau disfungsional dalam keluarga. Dalam kasus seperti ini, perilaku toxic parents sangat mungkin terjadi.
Ketika luka lama itu belum sembuh, orang tua dapat melukai anak dengan cara yang sama seperti yang dulu pernah dialaminya.
Meskipun orang tua akan berdalih semua yang dilakukan karena cinta dan kasih sayang, tapi pola asuh toxic parents tidak lazim dilakukan.
Anak akan terluka secara mental dan emosional, sehingga berdampak buruk bagi kesehatan jiwa anak.
Yuk coba kenali tanda-tanda pola asuh toxic parents, biar kita waspada pada diri sendiri sebagai orang tua. Berikut ciri-cirinya:
· Egois dan kurang empati pada anak
Orang tua toxic selalu mengutamakan kebutuhan diri sendiri dan tidak mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan anak. Orang tua seperti ini tidak berpikir tentang bagaimana perilaku mereka berdampak pada sang buah hati. Bertengkar keras tanpa kontrol di depan anak-anak adalah hal yang paling sering ditemukan.
· Reaktif secara emosional
Orangtua toxic selalu bereaksi berlebihan, sikapnya selalu dramatis atau tidak dapat diprediksi kemarahannya.
· Menyalahkan anak atas emosi yang dirasakannya
“Gara-gara kamu, Mama jadi kesel. Kerjaan jadi nggak ada yang beres!”
“Kamu sih nangis terus, Mama jadi emosi dengernya!”
Masih kerap melontarkan kalimat di atas pada sang buah hati? Hati-hati ya Moms, karena kalimat tersebut bisa melukai hatinya. Jangan memposisikan anak sebagai orang yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan orang tua, terutama kebutuhan emosional.
· Suka mengontrol
Orang tua toxic memiliki kontrol yang ketat, sehingga anak harus melakukan apa yang dikehendaki orangtua, tanpa melakukan kompromi.
· Kurang menghargai anak
Apapun usaha dan hasil yang dilakukan anak selalu dirasakan kurang. Orang tua toxic sangat jarang memberikan apresiasi pada anak.
· Menyalahkan dan mengkritik anak secara berlebihan
Orang tua toxic akan mencari kesalahan orang lain (playing victim) untuk kegagalan atau kesalahan dalam dinamika keluarga.
· Menuntut berlebihan
Tidak ada salahnya belajar untuk disiplin, namun orang tua toxic seringkali tidak peduli pada kesanggupan dan kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu. Akibatnya anak akan merasa tertekan dan hilang rasa percaya dirinya.
Bercanda yang merendahkan anak
Misalnya, memanggil nama anak dengan julukan yang aneh atau buruk. Menyepelekan apa yang telah dilakukan anak, atau melontarkan humor terkait dengan hal-hal unik yang ada pada diri anak.
· Mengungkit apa yang telah dilakukan untuk anak
Contohnya, tentang beberapa banyak tenaga dan uang yang telah dikeluarkan untuk anak. Hal ini bisa membuat anak merasa bersalah.
Pola asuh yang diterapkan orang tua pada anak tentu saja akan berdampak pada psikologis dan tumbuh kembang anak. Faktanya, tidak sedikit orang tua belum paham bagaimana pola asuh yang tepat dan pola didik seperti apa yang perlu ditanamkan pada si kecil.
Kerap kali, pengalaman masa lalu yang negatif membuat orang tua kembali mengulang sejarah tanpa disadari.
Begitu ya, Moms. Jika beberapa indikasi dari gaya pengasuhan toxic parents tersebut ternyata sulit dihentikan, maka tak ada salahnya untuk perlahan memperbaikinya.
Bila belum ada perbaikan, tapi Moms semangat untuk terus memperbaiki diri demi sang buah hati, maka konsultasi ke psikolog sangat dianjurkan.
Sumber:
https://hellosehat.com/parenting/ciri-toxic-parents/
https://www.alodokter.com/bunda-dan-ayah-yuk-kenali-ciri-ciri-toxic-parents
0 Komentar :
Belum ada komentar.