Senyum bukan sembarang senyum. Sebab, senyum adalah keterampilan hidup yang bisa dikaitkan dengan percaya diri dan kesuksesan.
Jadi pembicara di depan umum, memberikan presentasi di kantor sendiri atau kantor orang lain, sering membuat kita jadi gugup dan nggak tahu apa yang mau dikatakan? Sebenarnya, ini bukanlah masalah besar kalau kita tahu rahasianya.
Nah, nggak ada salahnya kita pelajari rahasia untuk memberikan presentasi atau berbicara dengan percaya diri di depan umum, dengan memahami lima sikap yang dikuasai pengacara sukses. Ternyata, tersenyum adalah salah satu rahasianya!
Tersenyum dapat diklasifikasikan sebagai alat komunikasi non-verbal. Ini memberi wawasan kepada orang lain tentang pikiran, perasaan, dan emosi yang mungkin terjadi pada saat tertentu.
American Bar Association menerbitkan artikel yang ditulis oleh Christine Clapp, pengajar pidato di Universitas George Washington, di mana dia mengindikasikan lima rahasia yang harus dikuasai pengacara sukses untuk berbicara dengan penuh percaya diri di depan audiens pengadilan.
Meskipun ditulis untuk pengacara, tips ini bukan hanya untuk ruang sidang: rahasia-rahasia yang diungkapkan Clapp dapat membantu individu berbicara dengan percaya diri di mana pun mereka berada.
Inilah rahasianya! Mudah dipelajari dan mudah diingat, dengan menghapalkan lima kata ampuh berikut:
· Sikap. Berdiri tegak dan tinggi dengan kaki yang ditempatkan di tanah sekitar jarak pinggul, dengan bobot yang didistribusikan secara merata. Pastikan tidak mengayun, bergoyang, mengetuk, atau berjalan mundur. Postur yang baik menyampaikan percaya diri sebelum satu kata pun diucapkan.
· Suara. Dengan postur sebagai dasarnya, proyeksikan suara kita dengan berbicara dari diafragma, bukan tenggorokan. Berbicara lebih keras dari yang seharusnya.
· Senyuman. Tersenyum sebenarnya membuat suara kita jadi lebih menyenangkan untuk didengar dan menyampaikan presentasi jadi kelihatan lebih percaya diri. Bahkan jika kita ketakutan berbicara di depan umum, nggak ada yang akan tahu ketakutan itu, jika ditutupi dengan tersenyum, karena tersenyum membuat kita terlihat lebih ramah, mudah didekati, dan tenang.
· Keheningan. Gunakan jeda yang panjang. Karena kita berasal dari budaya yang tidak suka keheningan, sering kali kita mengisi waktu dengan kata-kata sampah seperti "eh," "tahu," "seperti," dan "nah."
Kebiasaan ini membuat pembicara terlihat nggak berpengalaman, nggak siap, dan nggak profesional.
· Pandangan. Buat kontak mata yang tahan lama. Tahan pandangan kita pada anggota audiens selama lima hingga tujuh detik.
Kontak mata yang berlangsung akan membangun hubungan, dengan memberikan anggota audiens perasaan bahwa mereka terlibat dalam percakapan intim satu lawan satu. Hindari memindai ruangan tanpa berhenti untuk melihat langsung siapapun. Ingat, audiens menginginkan kita berbicara kepada mereka.
Jadi kuncinya: Maju dan tersenyumlah! Tindakan ini nggak akan membingungkan orang, malah sebaliknya akan menunjukkan kepada audiens bahwa kita akan memberi mereka sesuatu yang luar biasa!
Senyuman membuat kita jadi terlihat sebagai individu yang percaya diri, dan itu bisa terlihat dari ekspresi wajah. Maka, audiens pun siap dengan tangan terbuka dan pasang telinga untuk mendengarkan kata-kata yang kita ucapkan.
0 Komentar :
Belum ada komentar.