Kesehatan Ibu

Kenali Gejala Paranoid Personality Disorder

Kenali Gejala Paranoid Personality Disorder
FOTO: Freepik

Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan pola ketidakpercayaan dan kecurigaan secara berlebihan terhadap orang lain, tanpa alasan yang jelas.

Seperti dilansir my.clevelandclinic.org, paranoid merupakan gangguan mental yang cukup umum terjadi, dapat dialami pada pria dan wanita. Selain itu, gejala paranoid biasanya mulai berkembang pada usia kanak-kanak atau awal masa remaja.

Kondisi ini membuat seseorang merasa kesulitan untuk memahami dan memercayai situasi tertentu ataupun orang lain. Mereka sering kali percaya bahwa orang lain berusaha merendahkan, menyakiti, atau mengancam dirinya.

Orang dengan gangguan paranoid seringkali tidak menganggap perilaku dan cara berpikirnya bermasalah, cenderung enggan untuk terbuka dengan teman atau kerabat, dan terus menyimpan dendam.

Hal ini akhirnya membuat penderita gangguan paranoid kesulitan dalam menjalani kehidupan sosial. Orang dengan kelainan ini mempunyai pemikiran atau perilaku yang tidak biasa atau tidak normal.

Penyebab paranoid

Penyebab utama gangguan kepribadian paranoid belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa gangguan ini berkaitan dengan faktor genetik dan gangguan kejiwaan tertentu, seperti skizofrenia atau gangguan cemas.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kepribadian paranoid adalah:   

  • Trauma psikologis, misalnya korban pelecehan seksual atau kekerasan fisik.
  • Gangguan mental tertentu, misalnya gangguan kecemasan, depresi, dan skizofrenia.
  • Stres berat atau tekanan batin.
  • Gangguan pada otak, misalnya demensia, stroke, dan penyakit parkinson (gangguan saraf).
  • Insomnia berat.
  • Konsumsi minuman beralkohol atau penggunaan narkoba dalam jangka panjang.

Ciri-ciri orang paranoid

  • Selalu curiga kalau orang lain mempunyai motif tersembunyi atau ingin menyakitinya.
  • Sulit untuk bekerja sama dengan orang lain.
  • Sangat sensitif ketika mendapat kritikan.
  • Sulit untuk memahami masalah mereka sendiri.
  • Mudah terpisah atau terisolasi secara sosial.
  • Ragu terhadap kesetiaan orang lain.
  • Cepat marah dan cenderung bersifat memusuhi orang lain.
  • Keras kepala, argumentatif, dan selalu menganggap bahwa dirinya benar.
  • Sulit bersikap tenang.

Beberapa ciri kepribadian paranoid tersebut terkadang menyerupai ciri gangguan mental lainnya, seperti gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder) dan skizofrenia.

Komplikasi gangguan paranoid

Dikutip siloamhospital.com, apabila tidak segera ditangani dengan tepat, gangguan paranoid dapat menganggu kemampuan bersosialisasi penderita dengan orang lain, sehingga bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Pada kasus yang tergolong parah, gangguan kepribadian paranoid dapat berkembang menjadi delusi (keyakinan terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan), terutama jika pemikiran yang tidak rasional tersebut dipertahankan dalam jangka waktu lama.

Diagnosis gangguan paranoid

Sebelum diagnosis, dokter biasanya melakukan wawancara medis untuk mengevaluasi keluhan serta riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa gejala yang dialami pasien disebabkan oleh kondisi medis lain.

Dokter dapat mengonfirmasi diagnosis gangguan kepribadian paranoid pada pasien berdasarkan kriteria penyakit yang tertera di buku The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (Edisi ke-5).

Pasien dapat didiagnosis menderita gangguan paranoid jika memenuhi empat atau lebih dari beberapa kriteria di bawah ini.

  • Merasa orang lain akan menipu atau mencelakakan dirinya tanpa disertai alasan yang jelas.
  • Menganggap orang di sekitarnya tidak bisa diandalkan.
  • Cenderung menutup diri dan enggan menceritakan kehidupan pribadi ke orang lain, karena cemas kalau informasi itu dapat digunakan untuk menyerang dirinya.
  • Menyimpan dendam saat dirinya disakiti orang lain.
  • Meragukan komitmen, kesetiaan, atau kepercayaan orang lain.
  • Memiliki kecurigaan yang berlebihan dan berulang tanpa alasan.
  • Mengartikan kejadian biasa sebagai sesuatu yang dapat mengancam dirinya.
  • Hipersensitif, mudah marah dan berpikir buruk secara berlebihan; orang lain sedang merendahkan dirinya.
  • Tidak mampu untuk bekerja sama dengan orang lain.
  • Terisolasi secara sosial.
  • Tidak merasakan kelekatan.
  • Tidak bersahabat, keras kepala, dan argumentatif.

Cara mencegah paranoid

  • Kelolas stres sebaik mungkin.
  • Jaga hubungan sosial yang baik.
  • Hindari alkohol.
  • Tidak menggunakan obat-obat terlarang.
  • Terapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, istirahat dan tidur yang cukup, serta rutin berolahraga.

Kondisi ini perlu ditangani dengan tepat agar tidak berdampak pada kualitas hidup. Jika ternyata pencegahan tersebut tidak bisa ditangani, segera lakukan konseling dengan psikolog atau psikiater secara rutin.

Semoga artikel ini bermanfaat, ya Moms.

 

Sumber:

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9784-paranoid-personality-disorder

https://www.webmd.com/mental-health/paranoid-personality-disorder  

0 Komentar :

Belum ada komentar.