Hola, Moms cantik! Pesatnya perkembangan teknologi membuat hal yang dulu mustahil, sekarang menjadi mudah dilakukan. Kini, ada jenis pekerjaan menjanjikan yang bisa dikerjakan dari mana saja. Asyik, ya.
Nama pekerjaan super fleksibel ini: Virtual assistant. Pekerjaan ini bisa jadi jawaban bagi Moms yang tengah galau. Ingin bekerja tapi nggak mau meninggalkan rumah, lho. Seperti apa sih pekerjaannya?
Pengertian virtual assistant
Virtual assistant atau asisten virtual adalah pekerja lepas yang tugasnya membantu keperluan-keperluan administratif klein. Pekerjaan ini bisa dikerjakan secara jarak jauh.
Situasi pandemi Covid-19 menjadi salah satu pemicu kenaikan permintaan virtual assitant. Hingga kini pekerjaan tersebut masih banyak dicari.
Biasanya, seorang asisten virtual sudah punya pengalaman sebagai asisten administratif atau manajer di kantor. Tetapi, peluang untuk orang yang benar-benar masih pemula juga terbuka. Bahkan kini banyak kursus online untuk belajar menjadi virtual assitant.
Virtual assistant mengerjakan apa saja?
Deskripsi pekerjaan seorang virtual assistant sangat bervariasi. Tergantung tipe kantor yang mempekerjakannya.
Melansir We Work, virtual assistant paling sering dibutuhkan untuk menangani pekerjaan admin. Misalnya, menjadwalkan rapat, mengorganisir kalender, hingga menjawab panggilan telepon.
Di era media sosial, banyak juga kantor yang butuh virtual assistant untuk jadi manajer akun media sosial. Mulai dari menjadwalkan tayangnya konten hingga menganalisa performa konten tersebut.
Tak menutup kemungkinan, tugas virtual assistant juga mencakup pembuatan konten. Seperti menulis artikel atau membuat video.
Intinya, tugas dari pekerjaan ini benar-benar variasi. Jadi pastikan Moms tahu apa yang sebuah kantor butuhkan dari virtual assistant sebelum mencoba melamar.
Keuntungan menjadi virtual assistant
Tentunya pekerjaan ini bisa memberi kita insentif atau uang tambahan. Melansir Glints, gaji virtual assistant bergantung pada jenis perusahaan. Biasanya berkisar antara Rp3.000.000,- hingga Rp5.000.000,- per bulan.
Seperti yang telah disebutkan, menjadi virtual assistant juga akan memungkinkan Moms memiliki peran ganda. Ibu rumah tangga dan juga wanita karier. Semua bisa berjalan tanpa harus mengorbankan salah satunya.
Menurut The VA Handbook, ibu rumah tangga merangkap virtual assistant juga akan merasa “lebih hidup”. Efek ini mungkin terjadi lantaran Moms bisa merasa produktif di luar tugas mulia menjadi ibu yang mengurus rumah.
Cara menjadi virtual assistant
Karier virtual asisstant bisa dimulai dengan mencari tahu kemampuan apa yang bisa kita tawarkan. Apakah itu kemampuan menangani urusan administrasi, menulis, atau desain. Setelah itu, tentukan struktur pekerjaan yang Moms sukai. Beberapa virtual assistant memilih tarif per jam, harian, mingguan, atau dibayar per tugas.
Dalam pencarian klien pertama, Moms mungkin perlu menerima pekerjaan kecil dulu untuk menambah jam terbang. Seiring berjalannya waktu, jangan lupa membangun portofolio. Harapannya, portofolio yang banyak akan mengantarkan Moms ke pekerjaan berskala besar.
Sisi lain dari virtual assistant
Penting bagi kita untuk mengetahui sisi kurang baik dari segala hal. Dalam profesi virtual assistant, kita bukanlah “karyawan” yang punya hak cuti, pensiun, atau asuransi kerja.
Meski bisa meraup gaji besar, pendapatan virtual assistant bisa jadi nggak cukup stabil. Oleh karena statusnya yang biasanya pekerja lepas, besaran gaji kita bergantung pada tugas yang sedang dilakukan.
Dalam skema kerja jarak jauh, bisa saja kita mendapatkan tambahan tugas secara mendadak. Intinya, ketidakpastian menjadi salah satu sisi negatif yang perlu diperhatikan sebelum mantap menjadi seorang virtual assistant.
Fleksibilitas tinggi dari profesi virtual assistant memang cocok bagi ibu rumah tangga. Moms bisa menuangkan ide dan aspirasi dalam pekerjaan tersebut. Namun, jangan sampai lupa memperhatikan kesehatan dan waktu istirahat juga, ya!
Nah, bagaimana Moms, tertarik?
Sumber:
0 Komentar :
Belum ada komentar.