Moms, pernah tinggal satu rumah dengan mertua pada awal menikah? Atau masih berlanjut tinggal di rumah mertua sampai sekarang? Ruwet dan rawan konflik atau aman dan damai saja?
Pastinya, banyak tantangannya ya. Mau nggak mau, karena sudah jadi bagian dari keluarga, keharmonisan dengan keluarga mertua tentu perlu diusahakan bersama-sama.
Apalagi, hubungan antara orang tua, mertua, dan saudara ipar tidaklah mudah. Malahan, nggak sedikit bisa terjadi pertengkaran dengan mertua, sampai berujung keretakan rumah tangga.
Konflik bisa dipicu mulai dari perbedaan pendapat soal pola asuh si kecil, melakukan aktivitas sehari-hari, serta hal-hal yang bikin tegang dan emosi lainnya.
"Ini bukan kekhawatiran irasional. Penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan mertua adalah penentu utama kebahagiaan perkawinan," kata Karl Pillemer, Ph.D. dikutip dari Psychology Today.
Lantas, adakah cara untuk membangun gencatan senjata permanen saat tinggal bersama mertua?
Ada, dong.
Berikut ada lima cara efektif yang bisa diterapkan untuk mencegah agar bom waktu nggak sampai meledak dahsyat.
1. Bicara dengan Pasangan
Tidak ada salahnya sebagai seorang istri atau suami, sering-sering membicarakan potensi kejadian rutin yang nggak mengenakkan untuk memberikan pemahaman.
Bangun pengertian untuk saling mendukung hubungan anak-menantu-orang tua. Menurunkan rasa ego dan menghindari berbicara dengan intonasi tinggi sangatlah dianjurkan.
2. Perlu kerja sama suami dan istri
Jika istri memiliki masalah dengan mertua, maka masalah ini juga menjadi masalah suami, demikian sebaliknya.
Guru Besar Psikologi UIN Sunan Ampel, Surabaya, Abdul Muhid, menekankan kepada para suami/istri untuk selalu berdiskusi dan melibatkan pasangan. Terutama ketika hendak mengambil keputusan yang berkaitan dengan orang tua kedua belah pihak.
“Contohnya, ketika suami hendak memberi hadiah untuk kedua orang tuanya. Lakukan kesepakatan dengan istri dan biasakan memberitahukan kepada mereka (orang tua), bahwa hadiah tersebut adalah ‘titipan’ atau permintaan istri,” jelas Abdul Muhid.
3. Tetapkan batasan
Buat kesepakatan dengan pasangan tentang batasan terhadap nilai-nilai keluarga. Komunikasikan secara baik-baik kepada mertua.
Misalnya, aturan memberikan jajanan sebelum makan kepada anak, seperti es krim, adalah hal yang nggak biasa dilakukan. Mertua perlu dikasih paham soal yang satu ini.
Menurut psikolog dr. Yvonne K. Fulbright, jika Moms berada di situasi seperti ini, cobalah bersikap ramah, berterus terang, dan bijak. Komunikasi secara baik-baik, tentang larangan tertentu untuk si kecil yang sudah konsisten diterapkan di dalam rumah.
4. Menjadi pribadi dewasa
Sifat dan karakter mertua kita lazimnya nggak akan bisa diubah. Maka dari itu, anak (suami/istri) perlu beradaptasi terhadap perilaku mertua.
Belajarlah untuk melihat situasi dari sudut pandang mertua. Bahkan ketika kita tidak setuju, bersikaplah dewasa, dengan tidak mudah marah dan terpancing emosi.
Jika kita benar-benar nggak bisa mengatakan sesuatu yang baik, cobalah berusaha tutup mulut dan tersenyum dulu.
5. Menyayangi mertua seperti orang tua sendiri
Rasa sayang kepada mertua jangan dibeda-bedakan. Anggaplah sebagai orang tua kandung sendiri. Semua ini harus dilihat sebagai jalan menuju keharmonisa berumah tangga.
“Bagi istri, bersikap dan berinteraksilah yang baik kepada kedua orang tua suami, seperti orang tua sendiri. Untuk suami, jika memberi hadiah kepada orang tua sendiri, jangan lupa berilah juga orang tua istri,” kata Abdul Muhid menyarankan.
Semoga beberapa cara tersebut bisa ampuh membuat hubungan Moms dengan mertua jadi lebih hangat, ya.
Source :
https://www.nu.or.id/amp/nasional/cara-membangun-hubungan-harmonis-dengan-mertua-BXkdR
0 Komentar :
Belum ada komentar.