Kesehatan Anak

Bubur Home Made vs Bubur Instan, Mana yang Lebih Baik?

Bubur Home Made vs Bubur Instan, Mana yang Lebih Baik?
FOTO: iStock

Bagi para Moms yang sudah pernah punya bayi, tentu paham apa yang dimaksud dengan MPASI. MPASI adalah makanan pendamping (complementary food) yang perlu dikonsumsi bayi, ketika sudah berusia 6 bulan atau lebih. 

 

Moms cantik yang saat ini punya anak berusia 6 bulan lebih mulai bersiap-siap nih dengan menu pilihan MPASI. Salah satu menu pilihan favorit lazimnya tentu saja bubur, baik itu bubur bayi instan fortifikasi atau bubur buatan sendiri alias home made.

Lantas, mana yang paling baik untuk MPASI si kecil? Beberapa petunjuk berikut ini mudah-mudahan bisa membantu.

Saat ini, di pasaran sudah banyak bermunculan bubur bayi fortifikasi (instan) agar lebih mudah mengolahnya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bubur bayi instan komersial harus diproduksi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang  mencakup standar keamanan, kebersihan, dan jumlah nutrisinya.

Tapi, beberapa dokter kurang menyetujui hal tersebut. Menurut mereka,   bubur MPASI terbaik adalah buatan sendiri.

"Kembali ke rujukannya juga, antara lain rekomendasi WHO. Bubur fortifikasi itu diberikan pada orang-orang yang hidupnya di daerah yang betul-betul tanahnya itu miskin. Coba, saya pengen nanya, ada enggak satu jengkal tanah Indonesia yang betul-betul miskin?” kata dr. Tan Shot Yen, selaku Ahli Gizi Masyarakat.

Menurutnya, bubur fortifikasi memang diberi tambahan jumlah mineral dan vitamin pada proses pembuatannya, tapi tidak menjadikannya otomatis kaya gizi.

Karena itulah berdasarkan buku panduan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang diberikan pemerintah, resep MPASI terbaik justru berasal dari dapur sendiri.

Ni Putu Sri Ermayanti, SPd, Sgz, ahli gizi di RSIA Puri Bunda menjelaskan bahwa kedua  jenis bubur tersebut sebetulnya sama baiknya dikonsumsi, sesuai kebutuhan si kecil. Menurutnya, bubur instan dan bubur home made memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

“Jadi, kedua bubur tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk bubur home made, para ibu bisa eksplorasi sendiri membuat aneka ragam rasa serta tekstur. Bahan makanan negara Indonesia cukup banyak, tapi ibu bisa gunakan bahan dari sekitaran saja,” katanya.

Meski begitu, bubur home made juga ada kekurangannya, terutama  pada proses memasak yang makan waktu seperti, memotong, merebus, dan mengolah bahan. Proses ini bisa menurunkan nilai gizi bahan makanan. Belum lagi makanan mudah basi atau cepat rusak.

“Dalam kasus tertentu, saat dokter spesialis mengharuskan ibu mengejar berat badan bayi, dokter menyarankan untuk konsumsi bubur instan fortifikasi agar lebih gampang. Misalnya, sekali makan diwajibkan 200 kalori, ibu bisa lihat dari takaran saji. Tidak perlu pusing lagi,” kata Ni Putu Sri Ermayanti.

Di sisi lain, bubur instan juga ada kekurangannya, yakni rasanya yang terbatas, harga produk kompetitif, dan harus teliti dalam meilhat komposisi gizi yang terkandung.

Jangan dilupakan, bubur instan juga memiliki pengawet dan perasa buatan,  selain tinggi pula kandungan gulanya. Karenanya, dianjurkan untuk hindari bubur instan dengan kandungan lebih dari 10 persen gula.

Jadi kesimpulannya, tak ada salahnya bayi diberikan bubur instan atau bubur home made. Keduanya ada kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena itu perlu cermat dalam memilih bahan (home made) dan membaca keterangan kandungan gizinya (bubur instan).

Alternatif lainnya, boleh juga dicoba  MPASI berupa buah, seperti pisang atau pepaya. Prosesnya tidak perlu menggunakan blender sebagai penghalusnya, tapi cukup dengan dengan cara dikerok supaya tetap kental dan tidak cair.

Pemilihan tekstur secara bertahap juga dapat membantu si kecil doyan makan. So, tetap semangat memberikan MPASI ya Moms!

Source :

https://www.antaranews.com/berita/3942186/ahli-gizi-tak-rekomendasikan-bubur-bayi-instan-untuk-dijadikan-mpasi

https://www.youtube.com/watch?v=gAvP25AIPvg

https://www.alodokter.com/bubur-bayi-instan-atau-bubur-bayi-buatan-sendiri-mana-yang-lebih-baik

0 Komentar :

Belum ada komentar.