Memaafkan itu nggak mudah. Apalagi kalau masalahnya berat banget. Kalaupun terpaksa dilakukan, sering kali memaafkan dilakukan dengan rasa amarah dan keinginan balas dendam pada orang yang telah membuat hati kita seperti berdarah-darah.
Jujur aja, memberi maaf memang bukan sesuatu hal yang mudah dilakukan. Tapi, suka atau nggak suka, kita harus belajar untuk memaafkan, terlebih pada diri sendiri, agar tidak ada penyesalan yang terpendam seumur hidup.
Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Baik kesalahan sendiri, yang dilakukan oleh kita, maupun kesalahan yang melibatkan orang lain.
Sayangnya, kita terbiasa lebih mudah memaafkan orang lain ketimbang memaafkan diri sendiri. Padahal memaafkan diri sendiri sejatinya merupakan hal yang lebih penting. Karena setelah memaafkan diri sendiri, barulah kita benar-benar bisa untuk memaafkan orang lain.
Kendra Cherry, MSEd, penulis dan konsultan pendidikan yang fokus pada topik psikologi dan kesehatan mental, seperti dikutip verywellmind.com, mengatakan bahwa biasanya kita lebih keras pada diri sendiri daripada orang lain. Inilah yang menyebabkan memaafkan diri sendiri lebih sulit.
Namun, kata Kendra, belajar dari pengalaman untuk tidak melakukan kesalahan lagi, merupakan hal yang paling penting untuk kesehatan mental.
Salah satu cara untuk memaafkan diri sendiri adalah dengan memberikan afirmasi positif pada diri sendiri setelah melakukan kesalahan.
Meski ada juga orang yang beranggapan bahwa afirmasi positif itu hanyalah sekadar pembenaran, yang membuat jiwa seseorang menjadi manja dan kurang tahan banting.
Namun hal ini tetap saja diperlukan, agar penyesalan tak bercokol abadi menguasai pikiran alam bawah sadar. Sebab rasa bersalah yang tidak sembuh dengan memaafkan diri sendiri, bisa dipastikan akan terus menghantui.
Rasa inilah yang akan memperburuk perkembangan jiwa manusia. Berikut beberapa afirmasi yang bisa dijadikan reminder agar orang nggak gampang patah semangat, dan terus memiliki motivasi, meski telah melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan.
Sederhananya, inilah cara seseorang bangkit dari keterpurukannya.
It’s ok to be not ok
Seperti pernah dikatakan seorang penyair sufi Muslim, Mevlana Jalaluddin Rumi, pada abad ke-13 silam, “kehidupan adalah tarian. Saat Anda gagal, lengkapi tarian tersebut dengan senyum.” Untuk itu, sesungguhnya nggak apa-apa jika melakukan kesalahan. Semua akan baik-baik saja.
Kita memiliki waktu untuk kembali sembuh. Nggak ada yang bisa melanjutkan hidup dalam semalam setelah mengalami kegagalan. Move on memang nggak semudah membalikkan telapak tangan.
Dibutuhkan langkah-langkah kecil yang terus dilakukan, untuk mengatasi dan mengobati semua perasaan kecewa, rasa penyesalan yang pastinya nggak bisa hilang dalam sehari.
Ingatlah selalu, jangan biarkan sebuah pengalaman buruk membuat seluruh hidup kita jadi buruk selamanya. Jangan karena rasa sakit yang kita alami hari ini, membuat esok bahkan masa depan yang panjang menjadi penyakit parah tak tersembuhkan.
Yakini bahwa hal-hal terbaik yang diharapkan akan terwujud. Tetaplah positive thinking dengan apa saja yang terjadi dalam hidup ini, meskipun pahit. Selalu tanamkan dalam pikiran, bahwa di balik semua kegagalan selalu ada hikmah yang bisa dipetik untuk dijadikan pelajaran.
Tak ada kesuksesan tanpa kegagalan
Sukses berjalan dari satu kegagalan yang lain, tanpa kita harus kehilangan semangat. Artinya, orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, adalah mereka yang tidak pernah melakukan apa-apa.
Maka, jangan berkecil hati dan terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Kita bukan malaikat, kita manusia yang memiliki begitu banyak kelemahan.
Lebih baik menyesal karena melakukan kesalahan, ketimbang menyesal karena tidak pernah melakukan apa-apa. Tapi juga bukan berarti kita tidak menyesal.
Penyesalan itu diperlukan agar dapat belajar dari kesalahan. Kita bisa membuat rasa bersalah sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
Pikiran positif akan mengundang hal baik
Sakit hati adalah manusiawi. Banyak sekali yang kita harapkan, malah terjadi sebaliknya, bahkan menyakitkan sekali kenyataannya. Namun penderitaan itu sebenarnya ada di tangan kita sendiri.
Pepatah mengatakan, “kegagalan menghancurkan pecundang, kegagalan menginspirasi pemenang.” Kita harus yakinkan diri lebih dulu bahwa kita mampu, sebelum melakukan sesuatu.
Pikiran negatif menghasilkan sesuatu yang buruk, begitu juga sebaliknya. Pikiran positif akan selalu membawa hasil yang baik. Percayalah pada waktu dan proses yang nggak pernah mengingkari hasil.
Hidup selalu memberikan dua pilihan. Pertama, menyesali kegagalan dan bertahan menggenggam masa lalu. Kedua, move on dan menciptakan cerita baru yang menyenangkan. Semua kita yang pilih sendiri bukan?
Percayalah, kebahagiaan yang hakiki sejatinya muncul dari dalam diri sendiri. Jadi, maafkanlah diri sendiri, agar hidup jadi lebih berwarna dan penuh ketenangan.
Selamat mencoba dan bahagia selalu Moms.
Sumber:
https://www.verywellmind.com/how-to-forgive-yourself-4583819
0 Komentar :
Belum ada komentar.