Moms, pernah nggak saat sedang intim (making love/ML) dengan Hubby tiba-tiba terganggu oleh “penonton tak terduga” yang muncul dengan ekspresi bingung? Apa yang harus dilakukan jika anak tiba-tiba memasuki kamar saat Moms dan pasangan sedang “berlatih akrobat di ranjang”? Jangan panik, ya!
Tenang aja, berikut beberapa tips ampuh ala laman psikiatri mdedge.com yang bisa diikuti untuk mengatasi momen konyol dan sebenarnya agak “memalukan” ini.
1. Kunci pintu: senjata rahasia orang tua
Langkah pertama yang bisa diambil adalah memastikan pintu kamar tidur dilengkapi kunci. Dr. Kevin Leman, Ph.D., penulis puluhan buku perkawinan dan parenting di Amerika Serikat (AS), menyarankan, “Jangan malas pasang kunci di pintu kamar tidur! Kunci ini seperti tameng ajaib yang melindungi privasi—dan memberi ketenangan saat pasangan suami istri ‘berlatih olahraga malam’".
Jadi, jika anak kecil mulai penasaran dengan suara-suara aneh, atau berisik kalau Moms dan Hubby suka “keributan”, dari kamar, pastikan mereka nggak bisa mengaksesnya dengan mudah.
2. Menghadapi penonton kecil dengan ketenangan
Jika kunci pintu nggak bekerja atau bahkan nggak ada, dan anak tiba-tiba muncul dengan mata berbinar-binar, disarankan agar pertama-tama, tarik napas dalam-dalam setelah kaget duluan.
Dr. Melisa Shelton, seorang psikolog sekolah, mengatakan, “Jangan langsung panik dan mulai menjelaskan hal-hal rumit. Ambil waktu sejenak untuk merapikan diri dan pikirkan apa yang akan dikatakan.”
Jadi, sebelum Moms atau Hubby melompat dan berlari menuju anak sambil menutupi tubuh dengan selimut, cobalah untuk tetap tenang.
3. Penjelasan untuk anak kecil: Moms dan Daddy sedang berpelukan
Untuk anak usia prasekolah yang mungkin belum sepenuhnya paham apa yang mereka lihat, kita bisa memberikan penjelasan sederhana. “Moms dan Daddy sedang berpelukan karena kami saling mencintai,” kata Dr. Leman.
“Kalau anak-anak kecil bingung, mereka mungkin berpikir, ‘Oh, jadi ini cara orang dewasa memberi salam!’” Jadi, tidak perlu menjelaskan lebih lanjut tentang “aktivitas malam” yang sedang dilakukan.
4. Anak usia sekolah: Penjelasan yang lebih terbuka
Ketika anak sudah memasuki usia sekolah, mereka mungkin mulai memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar. Saatnya berbicara dengan jujur—tetapi dengan cara yang nggak menakutkan.
“Berbicara dengan anak usia ini seperti membuka kotak Pandora, tapi dalam versi yang lebih santai,” kata Dr. Leman.
“Jangan takut untuk menjelaskan dengan bahasa yang sesuai usia, seperti, ‘Ini adalah bagian dari cara orang dewasa menunjukkan kasih sayang’”, katanya.
Ingat, gunakan bahasa yang sederhana dan hindari menjelaskan detail-detail yang mungkin nggak relevan.
5. Percakapan pagi hari: Mulai dengan permintaan maaf
Pagi hari setelah insiden, cari waktu tenang untuk berbicara dengan anak. Cobalah memulai dengan kalimat, “Maaf ya kemarin malam. Kami seharusnya mengunci pintu,” saran Dr. Leman.
“Pernyataan permintaan maaf ini memberi tahu anak bahwa mereka nggak melakukan kesalahan dengan masuk ke kamar, dan membuat situasi terasa lebih normal,” tambahnya.
Ini juga menunjukkan bahwa Moms dan Hubby peduli dengan perasaan anak, dan ingin mereka merasa nyaman.
6. Mengatur prioritas: Fokus pada kesehatan emosional anak
Jangan merasa terlalu malu atau bersalah. Rasa malu yang berlebihan hanya akan membuat anak berpikir bahwa seks adalah sesuatu yang memalukan.
“Jika Anda merasa terlalu malu, anak mungkin merasa bahwa ini adalah sesuatu yang harus disembunyikan,” kata Dr. Shelton.
Sebaliknya, cobalah untuk menjelaskan bahwa seks adalah bagian normal dari hubungan orang dewasa, dan nggak perlu dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan.
7. Langkah pencegahan ke Depan
Akhirnya, untuk menghindari insiden yang sama di masa depan, pastikan untuk selalu mengunci pintu kamar tidur saat melakukan aktivitas yang sangat pribadi berdua suami.
“Pintu yang terkunci adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa hanya kamu dan pasangan yang dapat menikmati ‘waktu berkualitas’ tanpa gangguan,” ujar Dr. Shelton.
Tips Do dan Don’t untuk Orang Tua
Do: Investasikan pada kunci pintu kamar tidur. Pintu yang terkunci adalah seperti pelindung rahasia yang melindungi dunia luar dari "pertunjukan privat" suami dan istri.
Don’t: Terlalu merasa bersalah—anak bisa merasakan rasa malu orang tua dan mungkin berpikir bahwa seks adalah sesuatu yang memalukan. Jangan sampai anak mengira Moms dan Daddy sedang bermain "petak umpet" yang terlalu intens!
Do: Ambil waktu sejenak untuk menenangkan pikiran. Ini bukanlah saatnya untuk panik dan berlarian seperti ayam kehilangan kepala.
Don’t: Langsung menyelam ke penjelasan yang mendetail. Jangan langsung memberikan kuliah seks di tengah kekacauan, apalagi ketika anak hanya melihat sekilas.
Do: Gunakan bahasa sederhana dan sesuai usia. Misalnya, "Moms dan Daddy sedang saling berpelukan." Jangan terlalu pusing dengan istilah-istilah canggih, karena anak-anak lebih memahami "pelukan" daripada "aktivitas dewasa."
Don’t: Memberikan terlalu banyak detail, terutama jika anak masih di bawah usia 5 tahun. Jangan sampai anak bingung antara cerita dan pelajaran seks!
Do: Diskusikan masalah ini dengan jujur dan nyaman dengan anak-anak usia 5 tahun ke atas. Ini bukan saatnya untuk malu-malu atau menunggu anak memulai percakapan. Jika Moms menunggu anak untuk membuka topik, mereka mungkin malah menganggapnya sebagai sesuatu yang perlu disembunyikan.
Don’t: Menghindari topik atau menunggu anak untuk membahasnya. Jangan biarkan anak berpikir bahwa ini adalah topik yang harus ditakuti atau dijauhi.
Do: Beritahu anak bahwa mereka nggak melakukan kesalahan dengan masuk ke kamar. Pastikan mereka tahu bahwa mereka nggak melakukan kesalahan, dan ini hanyalah bagian dari "kehidupan orang dewasa" yang kadang bisa terlihat aneh.
Dengan pendekatan yang ringan dan penuh humor ini, Moms bisa menghadapi situasi memalukan dengan cara yang lebih santai.
Ingatlah, meskipun momen ini nggak terduga, ini adalah kesempatan untuk mendidik anak tentang privasi dan kasih sayang dengan cara yang sehat dan positif.
Selamat mencoba!
0 Komentar :
Belum ada komentar.