Moms cantik, punya anak yang sering ketakutan gara-gara hantu? Ini adalah hal biasa. Bahkan orang dewasa pun masih bisa mengalami ketakutan yang sama. Sudah penakut, hobi pula nonton film horor Indonesia, komplet sudah makin tinggi rasa ketakutannya.
Namun, pada level tertentu, ketakutan anak pada hantu ini bisa juga mengganggu. Misalnya, anak jadi tidak berani ke kamar mandi sendiri. Bisa juga jadi takut mengeskplorasi hal baru.
Berikut ini cara membantu anak agar mampu menghadapi rasa takutnya akan hantu atau hal mistik sejenis.
-
Konsumsi konten hantu yang sesuai untuk anak-anak
Tak bisa dipungkiri, konten yang anak-anak lihat sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Baik konten dari internet, televisi, atau media cetak.
Konten terkait hantu yang mengerikan bisa memperburuk ketakutan mereka. Misalnya, cuplikan film horor atau game dengan grafis menakutkan. Untuk usia anak yang masih belia, hal-hal semacam itu bisa sangat menakutkan.
Apa yang anak dengar dan lihat bisa menciptakan gambaran hantu dalam pikiran mereka. Gambaran hantu yang mengerikan akan membuat mereka merasa berada dalam bahaya dan ketakutan.
Maka, sebagai orang tua, kita bisa memperkenalkan mereka pada konten yang menampilkan hantu dalam cara yang ramah atau lucu. Film dan buku yang tepat bisa membuat unsur hantu terasa menghibur.
Apa pun yang terkait denga hantu memang menakutkan. Tetapi, tunjukkan bahwa mereka punya sisi yang menghibur juga.
-
Edukasi anak bahwa tak semua adalah kenyataan
Ketakutan anak terhadap hantu nggak cuma datang dari film atau video. Anak-anak dapat belajar tentang hantu lewat cerita menakutkan dari teman-teman mereka.
Oleh karena itu, penting mendidik anak-anak tentang efek khusus dalam film atau legenda rakyat. Beri tahu mereka bahwa yang mereka lihat atau dengar nggak selalu nyata.
Jelaskan bahwa efek visual film adalah buatan manusia. Sengaja ada untuk menciptakan suasana menakutkan. Lalu, cerita hantu yang mereka dengar merupakan mitos yang sering kali nggak nyata.
-
Dampingi anak dalam melawan rasa takut
Ketakutan bisa membuat anak merasa terisolasi. Terlebih kalau mereka merasa tidak ada yang memahami rasa takutnya.
Maka, kita perlu menunjukkan empati. Ceritakan tentang ketakutan serupa yang pernah kita rasakan dan cara kita mengatasinya.
Jika anak sering ketakutan di malam hari, duduklah sejenak bersamanya. Coba dengarkan keluhannya tentang rasa takut tersebut, lalu beri penghiburan.
Kita juga bisa mengajak anak ‘melihat’ hantu dengan lebih positif. Selain menonton kartun hantu yang lucu, bisa juga mengajaknya ke wahana rumah hantu yang ramah anak.
-
Menanggapi pertanyaan soal kematian dengan benar
Topik ‘takut hantu’ ini biasanya akan muncul dalam momen kematian. Misalnya, saat ada kerabat dekat yang meninggal dunia.
Sering kali, kita menghindari pertanyaan terkait kematian. Kita cenderung menjelaskan kondisi orang yang meninggal dengan ‘tidur untuk sementara waktu’ atau ‘pergi sebentar’.
Cara ini justru bisa membuat anak lebih cemas, karena mereka mungkin akan bertanya lagi seperti, “Kapan mereka akan kembali?” atau “Gimana kalau orang yang sudah meninggal mendatangiku waktu tidur?”
Meski begitu, kita perlu menyesuaikan jawaban dengan usia anak. Anak balita biasanya belum paham hal-hal yang nggak bisa dilihat mata atau abstrak. Maka, buatlah pengandaian. Contohnya, seperti bunga, ketika bunga mati, ia nggak lagi butuh air. Mereka kembali ke tanah dan nggak kembali. Anak akan lebih tenang dengan penjelasan semacam itu.
Sama seperti ketakutan akan hal lainnya, ketakutan terhadap hantu juga harus dihadapi. Untuk anak-anak, pendampingan kita sangat dibutuhkan.
Jangan biarkan anak menghadapi ketakutannya seorang diri. Semangat membantu buah hati agar lebih pemberani, ya Moms!
Sumber:
https://www.anxioustoddlers.com/
https://www.fatherly.com/parenting/
0 Komentar :
Belum ada komentar.